Mengenal Manado Skyline Tetempangan Hill, Surga Pencinta Paralayang

Ilustrasi paralayang
Ilustrasi
Ilustrasi paralayang
Ilustrasi

 

ZONASULTRA.COM, SULUT – Jika Anda sedang melancong ke Sulawesi Utara (Sulut), luangkanlah waktu untuk berkunjung ke Bukit Tetempangan. Lokasinya di Koha, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa. Bukit Tetempangan berada di ketinggian 568 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Di sekelilingnya ada hamparan perkebunan cengkih dan kelapa. Para pelancong bakal dimanjakan dengan hijaunya panorama dari ketinggian.

Menpar Arief Yahya selalu yakin resources alam dan budaya Indonesia tidak ada yang menandingi. “Kalau dikelola dengan baik, destinasi atau produk pariwisata kita, lalu dipromosikan dengan baik, melalui saluran atau tempat yang baik, maka hasilnya akan istimewa!” kata Menteri Arief yang jagoan marketing itu.

Sebaliknya, produk yang baik, tanpa disentuh dengan manajemen destinasi yang baik, dan tidak dipromosikan, maka itu tidak akan jadi apa-apa. “Ini prinsip penting dalam branding, advertising, dan selling! Yang biasa saya buat rumusnya BAS,” sebut Arief Yahya.

Anda juga bisa menikmati keindahan puncak Gunung Tumpa dan Gunung Lokon. Ketika sudah berada di ketinggian, travelista juga bisa menyaksikan panorama Teluk Amurang dan Pantai Teluk Manado nan indah. Rerumputan hijau juga menghampar di bukit. Anda bisa berswafoto dengan latar pemandangan laut dan pegunungan yang sangat cantik.

Travelista juga bisa menikmati keindahan matahari terbit dan terbenam. Lokasi ini kerap dikunjungi pelancong dari berbagai daerah untuk menikmati full moon setiap bulan. Bagi penggemar aktivitas yang memacu adrenalin, silakan mencoba paralayang di Manado Skyline Tetempangan Hill.

Manado Skyline disebut-sebut sebagai surga bagi para pencinta paralayang. Setidaknya ada lima alasan kawasan seluas 20 hektare itu berbeda dengan lokasi paralayang lain di Indonesia.

Pertama, lokasi ini memiliki tiga titik arah lepas landas yang memungkinkan pilot paralayang terbang ke tiga arah. Hal itu berbeda dengan kebanyakan lokasi paralayang di Indonesia dan dunia yang hanya punya satu titik arah. Kedua, ketinggiannya sangat ideal untuk paralayang. Ketiga, lokasinya dekat dengan laut dan sangat potensial untuk kategori acro paragliding atau cross country.

Keempat, suhunya relatif normal, perpaduan suhu pantai dan pegunungan. Kelima, lokasinya mudah dijangkau dari pusat kota. Saat ini, Manado Skyline sudah menjadi salah satu lokasi paralayang terbaik di dunia. Meski Manado Skyline sudah sangat kondang, Wenny Lumentut selaku pemilik tak pernah lelah menggeber promosi.

Salah satunya dengan menggelar event nasional maupun internasional. Manado Skyline pernah menjadi tuan rumah event internasional bertajuk Trip of Indonesia (TROI) 2017 pada 6-9 Juli lalu.

September lalu, juara dunia paragliding akrobatik 2017 Theo De Blic juga diundang ke Manado Skyline. Pria asal Prancis itu memberikan pelatihan simulate incident de vol (SIV) atau simulasi insiden dalam penerbangan paralayang.

Sebelum memberi pelatihan, Theo De Blic meragakan berbagai manuver akrobatik di atas puncak Manado Skyline. Hasilnya, ribuan pengunjung yang memadati Manado Skyline dibuat terkesima.

Pada 2016 lalu, juara dunia acro paragliding asal Prancis Francois Ragolski juga unjuk kebolehan di tempat itu. Saat itu, salah satu instruktur paragliding terkemuka Eropa tersebut diundang menghadiri uji coba terbang di Manado Skyline.

“Ini tempat terbaik di dunia. Saya belum menemukan tempat paragliding sebaik ini di dunia. Indah dan lengkap,” kata Ragolski, kala itu.

Sementara itu, Wenny Lumentut mengatakan, Manado Skyline sudah menjadi destinasi favorit wisatawan lokal dan mancanegara.

Secara khusus, Wenny menyebut travelista asal Tiongkok yang gemar menguji adrenalin dengan bermain paralayang di Manado Skyline.

Hingga kini, sekitar tiga ribu pelancong asal Tiongkok pernah bermain paralayang di sana. “Mereka terpukau akan keindahan panorama alam Tetempangan,” kata Wakil Ketua DPRD Sulut itu.

Kecerdikan Wenny membangun Manado Skyline membuat pelaku usaha ikut merasakan dampak positif. Salah satunya adalah pelaku industri perhotelan. Owner Quality Hotel William Wibisono tak sungkan memuji kecerdikan Wenny.

“Banyak tamu hotel mengaku takjub akan keindahan Tetempangan. Terlebih ikut ditampilkan tari cakalele dan musik bambu,” kata William. (*)