Foto Kemenpar For ZONASULTRA.COM
ZONASULTRA.COM, BALI – Sempurna! Satu kata Menpar Arief Yahya menanggapi presentasi Dirut PT Angkasa Pura I Danang S Baskoro di Novotel Bandara Ngurah Rai, Bali, Senin 8 Mei 2017. Roadshow Air Connectivity yang dilakukan di 3A, Airlines, Airport, dan Air Navigation itu pun berakhir manis, penuh optimisme!
Baik Angkasa Pura I maupun Angkasa Pura II sama. Sudah berada dalam alur rel yang diimpikan Presiden Joko Widodo, yakni membuka seluas-luasnya potensi pariwisata Indonesia dengan memperlebar akses. Kebetulan, 75-80% pintu masuk wisman ke tanah air itu melewati jalur udara.
Danang S Baskoro melaporkan ke Menpar Arief soal Airport Development and Marketing Program yang sedang dikerjakan AP-1. Pertama soal incentive, dengan non cash, seperti pemberian free landing fee 100%, untuk rute baru di bandara BIK (Kaisiepo International Airport Biak), Bandara AMQ (Pattimura Airport Ambon), Bandara KOE (El Tari Int Airport Kupang, NTT).
“Incentive ini berlaku selama 6 bulan, efektif per Oktober 2016. Kami juga berikan 50% landing fee untuk Denpasar, Surabaya, Balikpapan, Makassar, Jogja, Manado, Lombok, Solo, Banjarmasin. Ini juga berlaku selama 6 bulan, untuk rute baru,” jelas Dirut AP-1, Danang S Baskoro.
Kedua, AP-1 juga menggelar serentetan events yang untuk mendorong pariwisata dan pergerakan turis. Diantaranya, Airport Running Series Solo, Airport Running Series Koepang, Airport Running Manado dan Airport Running Lombok. Juga Jazz Gunung Bromo 19-20 Agustus 2016, dan Summer Jazz Ijen Banyuwangi, 30 Juli, 10 September, 22 Oktober 2016.
Danang juga menjelaskan soal Collaborative Destination Development (CDD), yang melibatkan semua stakeholder pariwisata dan daerah. CDD itu sendiri telah diselenggarakan di 9 Bandara diantaranya yaitu MDC, SOC, LOP, KOE, AMQ, SRG, BDJ, JOG, dan UPG. “Yang hadir juga para stakeholders diantaranya Airlines, ASITA, PHRI, dinas pariwisata, gubernur, wali kota dan para pelaku bisnis pariwisata,” kata Danang.
Ketiga, AP-1 juga membangun Tourism Information Center (TIC) di Bandara Ngurah Rai Bali, Bandara Sam Ratulangi Manado, Bandara Adi Sutjipto Jogja, Bandara Hasanuddin Makassar, Bandara El Tari Kupang, dan Bandara Lombok NTB. “Kami juga punya Duta Bandara,” katanya.
Pembangunan dan perluasan infrastruktur di 13 bandara di bawah AP-1 harus mulai beroperasi pada tahun 2019. Maka dari itu, pembangunan harus dimulai tahun ini!! Semua dikerjakan dengan semangat “Bandung Bondowoso”.
Dirut AP-1 menyatakan Indonesia bagian Timur merupakan masa depan Indonesia karena kaya akan sumber daya dan potensi yang besar, khususnya alam yang indah sebagai atraksi wisata.
Dirut PT AP-1 Danang S Baskoro didampingi oleh Wendo Asrul Rose, Direktur Operasi, Yanus Suprayogi, GM Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai, Alexander Rita, Kepala Otorita Bandar Udara WIlayah IV, dan Maskon Humawan, GM AirNav Bali.
Sedangkan Menpar Arief didampingi Deputi Pengembangan Pemasaran Mancanegara I Gde Pitana, Stafsus Menpar Bidang Connectivity Judi Rifajantoro, Tenaga Ahli Bidang Connectivity Robert Waloni dan Stafsus Menpar Bidang Media, Don Kardono.
Menteri Arief mengapresiasi laporan yang disampaikan AP-1 itu. Terutama progress dan target waktu pembangunan 8-9 airport yang dimulai bersamaan, tahun 2017 ini. “Pak Presiden Jokowi sudah menetapkan pariwisata sebagai core economy dan sector prioritas, maka kita semua secara incorporated harus berkolaborasi untuk mewujudkan target besar wisman 20 juta di 2019 itu,” tutur Arief.
Menpar Arief juga mengucapkan terima kasih kepada Kemenhub yang dipimpin Budi Karya Sumadi, soal kemudahan dalam memberikan slots time kepada airlines yang hendak terbang ke Indonesia. “Tiga hal yang harus disupport Kemenhub, antara lain deregulasi, incentives dan slots time. Deregulasi itu penting dan mendesak untuk mempermudah proses,” jelas Arief yang asli Banyuwangi itu.
“Slots time itu di Bangkok, Thailand, dilelang secara online. Secara otomatis, kalau dibuka, maka akan jauh lebih fair. Begitu pun incentive, bagi bandara yang belum banyak terbang, kasih stimulus untuk terbang, dengan incentive dia berhak membangun rute eksklusif itu selama 2-3 tahun,” ungkapnya.
Arief Yahya juga berterima kasih pada Air Navigation, yang mengatur lalu lintas udara di atas bandara. “Kalau rapid taxi way di Ngurah Rai jadi, maka jumlah pergerakan per jam bisa 30 kali. Ini akan sangat signifikan, karena saat ini sudah bisa 27 pergerakan, naik 2 pergerakan dalam satu jam,” katanya.
Menpar kembali menegaskan pentingnya Indonesia Incorporated, semua pihak harus bekerjasama menjadikan pariwisata sebagai leading sector, penyumbang devisa terbesar, serta menjadi yang terbaik di kawasan dan dunia. “Hanya pariwisata dan ekonomi kreatif kita bisa juara dunia,” katanya. (*)