ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Roadshow Menpar Arief Yahya untuk mendapatkan tambahan seats capacity ke 3A, cukup sakti mandraguna. Selasa, 9 Mei 2017 ini, memperoleh “angin surga” dengan informasi bahwa izin penerbangan reguler berjadwal Garuda Indonesia rute Chengdu-Denpasar dengan kode CTU-DPS sudah disetujui Kemenhub.
Dirjen Perhubungan Udara mengirimkan notifikasi persetujuan itu, Selasa pagi, sehari setelah Menpar Arief Yahya roadshow ke Angkasa Pura I di Bandara Ngurah Rai Bali, 8 Mei. Dalam rapat di Novotel Ngurah Rai, Bali menteri yang asli Banyuwangi itu terus meminta Kemenhub dan Air Navigation untuk membuka slots time lebih banyak di Denpasar.
“Terima kasih Kemenhub, Terima Kasih Pak Menhub Budi Karya Sumadi. First flight Garuda Indonesia direncanakan 15 Mei 2017 dengan pesawat widebody, dengan frekuensi 4 flights per week,” kata Menteri Arief Yahya, yang tak henti mengobarkan spirit Indonesia Incorporated itu.
Untuk reguler berjadwal, penerbangan GA ke China, Chengdu merupakan kota ke-4 yg diterbangi, setelah Shanghai, Guangzhou dan Beijing. “Dengan pesawat berbadan besar itu, Garuda bisa lebih efisien, apalagi termasuk medium haul, 7-8 jam, tentu akan mengangkut wisman lebih banyak ke destinasi Bali,” ungkap Menpar Arief yang juga berterima kasih pada Garuda Indonesia.
Menpar sudah membayangkan, kerumitan maskapai penerbangan yang harus berkompetisi dengan airlines lain. Bersaing di harga, dan menghadapi season yang pada saat tertentu penuh, di saat lain kosong.
“Karena itu saya senang dengan skema Airport Operator, Angkasa Pura I yang memberi insentif berupa potongan landing fee hingga 50% selama 6 bulan untuk membuka jalur baru ke Ngurah Rai,” kata Arief Yahya.
Roadshow Menpar Arief dilakukan setelah Rakornas –Rapat Koordinasi Nasional– I tahun 2017, di Borobudur Hotel Jakarta, 30-31 Maret 2017 lalu. Temanya, Air Connectivity, atau konektivitas udara. Salah satu rekomendasinya adalah roadshow menindaklanjuti teknis kolaborasi antar pemangku kepentingan di jembatan udara itu.
Menpar Arief pun mendatangi Air Asia, Sriwijaya, Garuda Indonesia, Lion Air untuk industri penerbangan. Lalu bertamu ke Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II, serta Air Navigation untuk Airport Operator. Juga berkomunikasi intens dengan Kemenhub, untuk mendapatkan kemudahan slots time bagi para maskapai itu.
Kemenhub yang dipimpin Budi Karya Sumadi pun mengimbangi semangat “Incorporation” itu dengan mendukung pengembangan destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan dan meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat.
(Baca Juga : Menpar Arief: Terima Kasih Pak Menhub BKS)
“Kemenhub sebagai regulator di transportasi bertugas menyiapkan prasarana dan sarana yang memadai guna mendukung mobilitas manusia dan kelancaran arus barang. Pembangunan sarana dan prasarana ini, juga untuk mewujudkan sistem transportasi yang efisien dan efektif,” sebut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam sambutannya yang disampaikan Dirjen Perhubungan Udara, Agus Santoso pada Rakernas II-2017 Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Banjarmasin, 26 April 2017 lalu.
Dalam hal pembangunan infrastruktur transportasi ini, pemerintah pusat dan pemerintah daerah akan menggandeng sektor swasta dan BUMN melalui skema Kemitraan Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) serta Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA).
Pembangunan infrastruktur yang commercially viable diserahkan kepada pihak swasta sedangkan yang non commercially viable tetapi economically feasible diserahkan kepada pemerintah termasuk BUMN, BUMD dan koperasi.
Kemenhub akan melakukan perbaikan dan mengarahkan kebijakan pengembangan aksesibilitas yang mengutamakan kemudahan akses, kenyaman, dan keamanan. Kemudahan akses dapat tercapai dengan indikator berupa ketersediaan moda transportasi, kecukupan kapasitas dan keragaman moda transportasi yang tersedia. Sedangkan kenyamanan dan keamanan transportasi mempunyai indikator berupa tingkat kepuasan konsumen dan keselamatan perjalanan pengguna jasa transportasi.
“Kami juga mengembangkan bandara terdekat dengan 10 destinasi wisata prioritas. Bandara itu dikembangkan dan diperbaiki untuk menyambut penerbangan wisatawan yang lebih selamat, aman dan nyaman,” ujar Agus.
Bandara-bandara tersebut adalah:
1. Bandara Ahmad Yani – Semarang, Bandara Adi sumarmo – Solo di Jawa Tengah dan Bandara Adi Sucipto – D.I. Yogyakarta untuk tujuan wisata Candi Borobudur – Jawa Tengah
2. Bandara International Lombok dan Ngurah Rai – Denpasar untuk tujuan wisata Mandalika – NTB
3. Bandara Eltari – Kupang, Komodo – Labuan Bajo, Ngurah Rai – Denpasar dan Bandara International Lombok – Lombok untuk tujuan wisata Labuan Bajo – NTT
4. Bandara Abdulrahman Saleh – Malang dan Juanda – Surabaya untuk tujuan wisata Bromo Tengger Semeru – Jawa Timur
5. Bandara Pitu – Morotai, Sultan Babullah – Ternate, Sam Ratulangi – Manado untuk tujuan wisata Morotai
6. Bandara Soekarno Hatta – Tangerang dan Halim PK – Jakarta untuk tujuan wisata Kepulauan Seribu – DKI Jakarta
7. Bandara Soekarno Hatta – Tangerang dan Halim PK – Jakarta untuk tujuan wisata Tanjung Lesung – Banten
8. Bandara Kualanamu – Medan, Silangit dan Ferdinan Lumban Tobing – Sibolga untuk tujuan wisata Danau Toba.
9. Bandara Matahora – Wakatobi, Haluoleo – Kendari dan Sultan Hasanuddin – Makassar untuk tujuan wisata Wakatobi
10. Bandara H As. Hanandjoedin – Tanjung Pandan dan Soekarno Hatta – Tangerang untuk tujuan wisata Tanjung Kelayang – Belitung. (*)