Menteri Susi Sebut Hasil Laut Indonesia Masih Banyak Dinikmati Negara Tetangga

Menteri Susi Sebut Hasil Laut Indonesia Masih Banyak Dinikmati Negara Tetangga
DISKUSI PUBLIK - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti saat menjadi keynote speaker dalam diskusi publik yang bertajuk Merawat Surga Perikanan Bitung yang diadakan di Ballroom Ayana Mid Plaza Jakarta, Selasa (9/5/2017). (Rizki Arifiani/ZONASULTRA.COM)

Menteri Susi Sebut Hasil Laut Indonesia Masih Banyak Dinikmati Negara Tetangga DISKUSI PUBLIK – Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti saat menjadi keynote speaker dalam diskusi publik yang bertajuk Merawat Surga Perikanan Bitung yang diadakan di Ballroom Ayana Mid Plaza Jakarta, Selasa (9/5/2017). (Rizki Arifiani/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menyayangkan kekayaan perikanan Indonesia yang masih banyak dinikmati oleh negara tetangga. Ia menyebut sebagian besar masyarakat tidak mengetahui kekayaan laut, bahkan jarang investor turun ke bisnis perikanan lantaran tidak tahu.

“Laut banyak sekali potensinya tapi potensi laut kita lebih dimanfaatkan negara tetangga.
Kita hanya mengelola ala kadarnya,” ujar Menteri Susi Pudjiastuti saat menjadi keynote speaker dalam diskusi publik yang bertajuk Merawat Surga Perikanan Bitung yang diadakan di Ballroom Ayana Mid Plaza Jakarta, Selasa (9/5/2017).

Hasil investigasi mengungkapkan pencurian ikan negara tetangga masih terjadi dengan berbagai modus seperti kapal asing dengan bendera Indonesia hingga penggunaan KTP palsu awak kapal. Beragam modus perikanan ilegal merebak di Bitung, Sulawesi Utara (Sulut) yang mana Bitung terkenal dengan julukan “Kota Cakalang”.

Dalam kesempatan ini, Menteri yang terkenal nyentrik ini berbagi pengalamannya saat berkunjung ke Wakatobi Sulawesi Tenggara (Sultra). Ia melihat langsung kekayaan yang ada di Bumi Anoa ini.

“Di Wakatobi itu masyarakat mancing sejauh 2 meter saja langsung dapat. Saya beli tunanya seharga Rp. 500 ribu dapat tujuh ekor,” papar Susi berbagi pengalamannya.

Di Wakatobi, kata Susi, hampir semua kapal yang pulang berlayar membawa ikan yang banyak. Oleh sebab itu pihaknya menekankan pengawasan terhadap perikanan harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya.

KKP sendiri telah bekerja sama dengan negara pemilik satelit untuk mengawasi perairan laut Indonesia. Kendati demikian pengawasan dengan satelit ini tidak terus-menerus terlihat, karena membutuhkan waktu tertentu untuk mengawasi suatu wilayah perairan laut Indonesia. (A)

 

Reporter: Rizki Arifiani
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini