Merasa Tertipu Pencairan Dana Desa, Bendahara Desa Kampung Cina Lapor ke Camat

Dana Desa Tahap Pertama 2016 Cair Juli
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU– Siti Haida, bendahara Desa Kampung Cina Kecamatan Wawolesea, Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), merasa tertipu dengan ulah pelaksana tugas (Plt) kepala desanya Bahar. Hal itu diketahuinya saat pencairan dana desa yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun 2016.

Dana Desa Tahap Pertama 2016 Cair Juli
Ilustrasi

Kata Siti, dana desa tahap pertama sebesar 60 persen mulai dicairkan pada bulan Juni lalu. Namun, sebelum pencairan dilakukan, Plt kepala desa Bahar, saat menyambangi rumahnya menyerahkan kwitansi pencairan yang harus ditandatanganinya bukan sebesar 60 persen.

“Katanya Bahar kwitansi itu untuk pencairan dana badan usaha miliki desa (Bumdes) sebesar Rp.130 juta,” ucap Siti Haida, Jumat (2/9/2016) saat menemui Plt. Camata Wawolesea.

Dijelaskannya, dana yang dicairkan bukan anggaran Bumdes saja. Namun, total dana yang dicairkan sebesar Rp.350 juta. Sehingga, dirinya merasa tertipu dengan kwitansi yang disodorkan saat itu untuk ditandatangan.

“Kan dia (Bahar) bilang untuk dana bumdes, makanya saya tidak lihat-lihat lagi syarat pencairan yang saya tandatangani,” kesalnya.

Parahnya lagi, lanjut Siti, dari sejak dana desa cair, Bahar selaku pelaksana kepala desa tidak pernah lagi menemuinya. Apalagi untuk dilibatkan dalam mengelolah dana desa.

“Saya tidak tau sekarang, karena dia yang pegang uang,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, pelaksana tugas (Plt) Camat Wawolesea M Halik, membenarkan jumlah dana yang telah dicairkan. Menurut dia, Siti Haida didampingi ayahnya telah melaporkan persoalan tersebut kepada dirinya.

Namun, sejak ditunjuk sebagai pelaksana kepala desa, Bahar yang juga pegawai negeri sipil (PNS) pada Satuan Polisi Pamong Praja Pemda Konut, itu hingga kini jarang mendatangi desa yang dipimpinnya.

“Inimi yang susah, kalau kadesnya bukan orang sini,” kata M Halik sembari menghubungi telepon seluler Bahar, namun tidak aktif.

Hal senada pun diutarakan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kampung Cina, Rahmatan. Sebagai lembaga kontrol di desa itu, dirinya telah mengetahui persoalan tersebut.

Ironisnya, dirinya tidak dapat berbuat apa-apa. Pasalnya, Bahar ketika berada di desa selalu mengatakan jika dirinya orangnya Bupati Ruksamin. (B)

 

Reporter : Murtaidin
Editor  : Rustam

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini