ZONASULTRA.COM, KENDARI – Periode musim penghujan di Sulawesi Tenggara (Sultra) lebih mendominasi ketimbang kemarau. Berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim penghujan di Sultra terjadi Januari hingga Juli sementara kemarau Agustus hingga Oktober. Sedangkan sisanya merupakan masa peralihan dari kedua musim tersebut.
Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Maritim Kendari Adi Istiyono mengatakan, musim hujan lebih mendominasi karena wilayah Sultra dikelilingi perairan yakni Laut Banda di sisi timur, Laut Bone di sisi barat, Teluk Tolo di sisi utara. Sedangkan peningkatan suhu muka air laut menjadi salah satu faktor penyebab tumbuhnya awan-awan hujan. Sehingga potensi hujan atau musim penghujan lebih lama terjadi dibanding musim kemarau.
“Kondisi ini karena faktor tersebut, belum lagi faktor lain seperti kondisi hutan kita, topografi, relief tanah kita, wilayah pesisir serta kondisi lain yang menyebabkan penguapan mudah terjadi,” kata Adi Istiyono saat dihubungi, Rabu (26/2/2020).
Mengenai kondisi cuaca Sultra saat ini, berdasarkan catatan 30 tahun histori BMKG, setiap bulan Februari dan Maret memang terjadi peningkatan curah hujan di Sultra, termasuk di Kendari. Hal itu disebabkan karena monsun Asia atau angin baratan sedang mendominasi wilayah Indonesia. Monsun ini membawa massa udara basah yang menyebabkan lembaban udara lapisan atas cukup basah sehingga pembentukan awan hujan cukup siginfikan.
(Baca juga : Hadapi Puncak Musim Hujan, BPDB Sultra Minta Daerah Buat Jalur Evakuasi)
Selanjutnya terdapat gangguan tropical siclon (siklon tropis) di sebelah selatan Indonesia atau bagian utara Australia yang menyebabkan kondisi pola angin terjadi konvergensi dan adanya belokan angin. Ini menyebabkan potensi pembentukan awan hujan bagian selatan Indonesia. Dampaknya terjadi peningkatan potensi hujan sore, siang dan malam di Kendari.
“Untuk lama turunnya itu fluktuatif, kadang lebat bisa sampai 6 jam kadang juga lebat gak lama, tapi secara umum Sultra sudah masuk musim penghujan,” katanya.
Waspada Petir dan Angin Kencang
Melihat kondisi ini, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai terjadi potensi petir dan angin kencang yang bisa memakan korban. Petir dan angin kencang tersebut biasanya muncul sebelum turun hujan yang dibawa oleh awan cumulonimbus. Apalagi kondisi peningkatan curah hujan ini masih berpotensi hingga tiga hari ke depan.
“Menghindari aktivitas di luar saat akan terjadi hujan sedang atau lebat, hindari ruang terbuka, baliho dan daerah yang banyak pepohonan besar,” kata Adi. (A)
Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati