Musim Kemarau, Ini Lokasi Hutan dan Lahan Berpotensi Terbakar di Sultra

227
Musim Kemarau, Ini Lokasi Hutan dan Lahannya Berpotensi Terbakar di Sultra
TITIK API - Pada situs http://modis-catalog.lapan.go.id/monitoring/hotspot/index milik Lembaga Penerbangan dan Atariksa Nasional (LAPAN) pada tanggal (8/7/2019) menyebutkan Sultra menjadi salah satu titik panas dengan suhu lebih rendah atau sama dengan 30 derajat celcius yakni di wilayah perbatasan Kabupaten Konawe dan Konut. (Foto : Istimewa)

ZONASULTRA.COM,KENDARI– Memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah di Sulawesi Tenggara (Sultra) berpotensi mengalami kebakaran hutan dan lahan.

Kepala Stasiun Klimatologi Ranomeeto Aris Yunatas mengungkapkan, prakiraan awal musim kemarau Sultra terjadi pada bulan Juni hingga Juli Tahun 2019, namun setiap kabupaten mempunyai awal musim kemarau yang berbeda-beda, misalkan Kolaka awal musim kemarau bulan Juni dasarian 1 sampai Juni dasarian 3 dan puncak musim kemarau diprakirakan bulan September.

Adapun faktor yang mempengaruhi perbedaan awal musim kemarau di Sultra ini, adalah kondisi topografi setiap daerah berbeda serta faktor pola angin.

“Yang perlu diwaspadai pada musim kemarau tahun ini adanya potensi kebakaran lahan dan hutan, potensi puso atau gagal panen untuk pertanian, kekurangan air bersih karena sumur-sumur banyak yang kering,” ungkap Aris Yunatas melalui sambungan pesan WhatsApp, Rabu (8/7/2019).

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Dihubungi terpisah, Kepala Manggala Agni Daops Tinanggea Yanuar Panca Kusuma menyebutkan kebarakan lahan milik masyarakat sekitar 50,07 hektar terjadi di Desa Tirawuta, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe pada Senin (5/8/2019) kemarin. Ia menyebutkan, penyebab dari kebakaran ini diduga untuk pembukaan lahan pengembalaan ternak.

(Baca Juga : Ini Wilayah Indonesia yang Berpotensi Alami Kekeringan di Musim Kemarau)

Meski demikian, memasuki musim kemarau ini, Manggala Agni telah melakukan sejumlah persiapan yakni sosialisasi door to door ke masyarakat, pembentukan Masyarakat Peduli Api (MPA) di dua kabupaten yakni Konawe Selatan (Konsel) dan Kolaka Timur (Koltim), kampanye ke sekolah serta melakukan patroli terpadu dengan melibatkan Manggala Agni, TNI/Polri dan masyarakat sekitar.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Untuk titik rawan kebakaran di Sultra, Yanuar menegaskan penentuan itu merupakan hak dari pemerintah. Namun, dari data yang dimiliki pihaknya ada 7 kabupaten yang memiliki potensi cukup besar terjadi kebakaran hutan dan lahan yakni Bombana, Konsel, Konawe, Koltim, Konawe Utara (Konut), Kolaka dan Kolaka Utara (Kolut).

“Untuk Koltim ini karena didominasi gambut, sementara yang lain dominasi alang-alang, savana dan semak yang mudah terbakar,” tukasnya.

Pada situs http://modis-catalog.lapan.go.id/monitoring/hotspot/index milik Lembaga Penerbangan dan Atariksa Nasional (LAPAN) pada 8 Juli 2019 menyebutkan Sultra menjadi salah satu titik panas dengan suhu lebih rendah atau sama dengan 30 derajat celcius yakni di wilayah perbatasan Kabupaten Konawe dan Konut. (*)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini