Nilai Insentif Dibeda-bedakan, Tenaga Honor RSUD Muna Mogok Kerja

Nilai Insentif Dibeda-bedakan, Tenaga Honor RSUD Muna Mogok Kerja
MOGOK KERJA - Sejumlah tenaga honorer RSUD Muna menggelar aksi mogok kerja, Jumat (14/12/2018). Aksi itu dilakukan karena adanya wacana pemberian insentif mereka yang dibeda-bedakan mesti beban kerjanya sama. (Nasrudin/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, RAHA – Puluhan tenaga honorer Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) melancarkan aksi mogok kerja, Jumat (14/12/2018).

Aksi ini dilakukan sebagai sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap wacana penerimaan insentif selama satu tahun yang dibacakan oleh Kepala Bagian Tata Usaha (KTU) RSUD Muna, Sitti Marwiah pada Kamis (13/12/2018), kemarin yang dinilai tidak adil.

Informasi yang dihimpun awak ZONASULTRA.COM diketahui, pembagian insentif bulanan mereka itu diataranya adalah, petugas ruang rawat inap Delima akan mendapatkan honor sebesar Rp700 ribu, ruang inap Flamboyan, Anggrek, Mawar dan Kamboja Rp900 ribu. Sementara petugas ruang Krimatologi, UGD serta ICU nilainya mencapai Rp1 juta.

Salah seorang petugas honorer RSUD Muna yang enggan disebutkan namanya mengaku belun menerima dana insentif, padahal kata dia porsi anggaran insentif itu mencapai Rp 10 miliar dan sudah terploting dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten Muna tahun ini.

“Kita belum terima dana insentif sampai hari ini, sehingga hari ini para bidan melakukan mogok kerja,” terangnya, Jumat (14/12/2018).

Sementara itu, tenaga bidan lain mengaku dana insentif yang diterima sejak Januari hingga desember 2018 sebesar 700 ribu per bulan tidak sesuai.

“Kami tidak terima kalau dana insentif dibedakan dengan para tenaga ICU, UGD sebab kami juga bekerja menyelamatkan nyawanya orang baik malam hari maupun siang hari,” keluhnya.

Sama halnya dengan tenaga kesehatan yang merawat bayi dan ibu, tidak setuju jika nilai insentifnya lebih tinggi daripada petugas kebersihan di rumah sakit itu.

“Dapat informasi, petugas ICU sama UGD mereka terima Rp1 juta per bulan. Sementara kami katanya mau dikasih Rp700 ribu. Ini tidak adil,” kesalnya.

Sementara itu, Kepala RSUD Muna, Agus Susanto menjawab keluhan sejumlah tenaga honorer tersebut melalui laman facebook milik Sherly Chris Tanti Jonas.

Agus menuturkan, sebenarnya beberapa waktu lalu dirinya meminta semua unit untuk menggelar rapat soal besaran gaji yang diharapkan.

“Baik PNS maupun non PNS untuk membuat kesepakatan berapa permintaan besaran gaji yang diinginkan menurut versi mereka. Nanti tinggal menyesuaikan dengan besaran pagu anggaran yang tersedia,” ungkapnya.

Namun kata Agus, hingga saat ini semua unit belum melakukan kesepakatan soal besaran gaji tersebut.

Terpisah, Bandahara RSUD Muna La Ode Imran mengatakan bahwa permintaan untuk pembayaran insentif honor para tenaga kesehatan baru dimasukkan di bagian keuangan.

“Kami baru mengajukan permintaan di keuangan untuk pembayaran insentif para tenaga kesehatan,” singkatnya.

Pantauan awak media ini, pasca aksi mogok kerja itu, pelayanan di RSUD Muna tidak berjalan maksimal. Aksi para petugas medis ini berkahir setelah sejumlah managemen rumah sakit terlihat menggelar rapat membahas polemik pemberian insenstif itu. (B)

 


Kontributor: Nasrudin
Editor: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini