ZONASULTRA.COM, KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam berharap figur pelanjutnya dapat melanjutkan pembangunannya. Selain itu diharapkan mampu membingkai seluruh kekuatan sosiokultural yang ada di Sultra.
Nur Alam yang memasuki periode kedua jadi gubernur mengatakan, kalau berbicara membingkai maka figur calon gubernur tersebut haruslah berpikiran nasionalis. Bukan figur yang malah menonjolkan nepotisme (pemanfaatan jabatan untuk memberi kesempatan bagi keluarga atau kerabat dekat pejabat, sehingga menutup kesempatan bagi orang lain).
“Yah, tidak boleh berpikir sektarian, tidak boleh menonjolkan nepotisme dan harus mengutamakan kompetensi dan profesionalisme serta keseimbangan (pasangan wilayah daratan dan kepulauan),” ujar Nur Alam usai membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Hotel Clarion Kendari, Selasa (11/4/2016).
(Baca Juga : Nur Alam: Sudah Giliran Figur Kepulauan Jadi Gubernur)
Masyarakat saat ini dipastikan sudah tahu dan paham pemimpin seperti apa yang diperlukan lewat Pemilihan Gubernur Sultra 2018 mendatang. Nur Alam yakin calon gubernur yang tak berpikir nasionalis maka tak akan memiliki daya saing saat sosialisasi maupun pemilihan.
Ia juga berharap gubernur selanjutnya memahami pesan Bung Karno bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pendahulunya. Olehnya setiap peralihan kepemimpinan haruslah senantiasa terjadi kesinambungan, minimal kesinambungan hubungan moril.
“Jadi, akan lebih baik kalau setiap pergantian kepemimpinan, pemimpin yang baru selalu menghargai para pemimpin terdahulu karena apapun juga hasil pembangunan itu adalah akumulasi dari sebuah perjalanan yang sudah dilakukan pemimpin terdahulu,” Ujar Nur Alam yang juga mantan Ketua PAN Sultra 3 periode. (A)
Reporter: Muhamad Taslim Dalma
Editor: Jumriati