OPD di Kolut Resah dengan Oknum Wartawan ‘Abal-abal’

Kabag Humas dan Protokoler Kolut Ramang
Ramang

ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Sejumlah kepala Organisasi Perangakat Daerah (OPD) di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) merasa resah dengan kelakuan oknum wartawan abal-abal di daerah itu. Mereka bermodalkan id card kemudian meminta sejumlah uang yang tidak wajar dengan berbagai alasan.

Diruktur Umum (Dirut) RS Djafar Harun, dr Syarif Nur mengungkapkan, beberapa hari lalu dirinya didatangi oknum wartawan dan mempertanyakan sejumlah program di rumah sakit yang dipimpinnya. Di akhir pembicaraan mereka, oknum wartawan secara terus terang meminta uang untuk biaya mobilisasi karena mengaku sementara dalam perjalanan.

“Dua hari lalu ada wartawan yang datang dari Sulsel minta pembeli bensin,” kata Syarif melalui pesan WhatsApp, Sabtu (15/9/2018).

dr. Syarif yang merasa resah lalu mengadukan hal itu ke Kabag Humas dan Protokoler Kolut untuk memastikan legalitas oknum wartawan tersebut. “Itu wartawan saya kasi bicara dengan kabag humas,” ujarnya.

Kabag Humas dan Protokoler Kolut Ramang membenarkan kejadian itu. Dirinya menyayangkan akan sikap oknum tersebut.

“Iya pernah dr Syarif menelpon, wartawan itu minta ketemu begitu saya tunggu seharian tapi tidak datang,” kata Ramang.

Ramang melanjutkan, bukan hanya dari RS ia menerima laporan, tapi juga dari sejumlah OPD lainnya, termasuk kepala desa dan kepala sekolah juga menjadi incaran wartawan abal-abal karena mereka mengelola dana desa dan dana BOS.

“Kalau ada semacam ini langsung-langsung minta uang, tolak saja karena saya percaya dan tahu wartawan kerjanya seperti apa. Jurnalis itu pantang meminta-minta begitu,” tegasnya.

Ramang mengimbau kepada jajaran pemerintahan lingkup Pemkab Kolut agar tidak mudah mempercayai oknum yang mengaku-ngaku wartawan. Sebab, banyak oknum seperti itu berkeliaran di Kolut dengan modal id card. Ramang bahkan menyindir jika oknum demikian wawancara bisa sampai satu jam bukan untuk bahan berita, namun menunggu momen yang tepat meminta uang.

“Jadi kerjanya itu keliling-keliling saja dari satu tempat ke tempat lain, merasa lebih wartawan dibanding wartawan benaran,” tandasnya. (B)

 


Reporter : Rusman
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini