Orang Tua Santri Ponpes Al Islam Kolut Keluhkan Anaknya Terserang Gatal

Orang Tua Santri Ponpes Al Islam Kolut Keluhkan Anaknya Terserang Gatal
Sejumlah orang tua santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Islam di Desa Meeto, Kecamatan Tiwu, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluhkan anaknya terserang gatal-gatal pada bagian kaki dan tangan. (Rusman Edogawa/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Sejumlah orang tua santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Islam di Desa Meeto, Kecamatan Tiwu, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluhkan anaknya terserang gatal-gatal pada bagian kaki dan tangan. Diduga kualitas air, ruangan serta tempat tidur di ponpes sebagai penyebab gatal tersebut.

Asma, salah satu orang tua santri Al Islam mengatakan, gatal-gatal yang dirasakan anaknya sudah sebulan. Ia juga telah menyampaikan keluhan tersebut kepada pihak pengurus ponpes. Anaknya diberi obat, tapi tidak ada perubahan dan semakin parah hingga menjalar sampai ke lutut dan kaki.

Ia mengaku kecewa karena pihak ponpes tidak menanggapi serius keluhan puluhan santri yang terserang gatal-gatal, khususnya santri putri.

“Awalnya hanya tangannya yang gatal, lama kelamaan luka, kemarin saya lihat langsung ternyata kaki anak saya lebih parah, jadi saya minta dulu untuk perawatan di rumah,” kata Asma kepada awak Zonasultra.com, Sabtu (30/10/2021).

Dikatakan, harusnya pengurus ponpes melakukan penanganan cepat sebelum berakibat buruk terhadap santri. Tak hanya dirinya, beberapa orang tua santri lainnya juga mengeluhkan hal yang sama.

“Jangan sampai gara-gara airnya tidak layak digunakan mandi baru dibiarkan begitu,” ujarnya.

Salah satu guru Ponpes Al Islam, Suaib, mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan ada santri yang mengalami gangguan kulit.

Namun jika ada yang terserang gatal, menurutnya bukan karena air, tapi tungau yang bersarang di kasur para santri. Diakuinya setelah bangun tidur, kasur para santri ditumpuk sehingga kemungkinan bisa menular.

“Santri belum ada ranjang, mereka hanya melantai. Setelah bangun tidur kasurnya ditumpuk,” kata Suaib saat dihubungi.

Ia menambahkan, pihaknya juga telah menginstruksikan kepada santri yang sakit atau mengalami gangguan kesehatan bisa pulang sementara untuk menjalani perawatan di rumah masing-masing.

“Kita juga ada fasilitas kesehatan dangan bekerja sama perawat desa kalau ada santri yang sakit, tapi kita beri juga kebijakan dan maklumi kalau ada orang tua santri mau merawat anak di rumah tidak ada masalah,” ujarnya.

Dokter umum dr. Ajeng Dwi Riani saat dikonfirmasi mengatakan bahwa penyakit kulit yang dialami beberapa santri tersebut berpotensi menular ke bagian tubuh yang lain sehingga harus dilakukan perawatan serius agar tidak infeksi.

“Lukanya itu tidak boleh kotor, tidak boleh kena air hujan atau debu sebab kalau lukanya pecah bisa kena kulit bagian lain,” terangnya. (b)

 


Kontributor: Rusman Edogawa
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini