ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kamis, 22 Februari 2018, LM Rajiun Tumada tidak lagi menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Kabupaten Muna Barat (Mubar). Lewat rapat internal Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN, Ketua DPW PAN Sultra Abdurrahman Saleh mengumumkan pencopotan Rajiun sebagai nahkoda PAN di Mubar.
Salah satu alasan pencopotan Rajiun dari jabatannya sebagai ketua menjadi anggota biasa karena dianggap tidak loyal kepada partai. Bupati Mubar itu diindikasi telah mengarahkan massa di Kabupaten Mubar untuk memilih calon gubernur yang tidak diusung oleh PAN. Sebagaimana diketahui, PAN adalah partai pimpinan koalisi pengusung pasangan calon Asrun-Hugua di Pilgub Sultra tahun ini.
Tidak butuh waktu lama, keesokan harinya, Jumat (23/2/2018) Rajiun secara resmi mendeklarasikan diri mundur sebagai pengurus partai berlambang matahari itu. Langkahnya sontak diikuti oleh mayoritas pengurus PAN lainnya di daerah itu.
Tudingan bahwa dirinya tidak tunduk pada aturan partai secara tegas dibantah Rajiun. Menurutnya, pencopotan dirinya bukan soal dukungan di pilgub, melainkan karena satgas anti money politic atau politik uang yang telah dibentuknya.
Hal inilah yang dianggap Rajiun memicu ketersinggungan salah satu calon gubernur yang berujung pada pemecatan dirinya dari Ketua DPD PAN.
“Saya dianggap tidak loyal terhadap partai, itu pemikiran mereka. Terus pembangkangan saya juga seperti apa? Saya tidak pernah dipanggil dan saya tidak pernah diundang untuk berkomunikasi politik terkait dukungan pada calon gubernur,” kata Rajiun ditemui di Hotel Plaza In Kendari, Senin (26/2/2018) malam.
(Baca Juga : Rajiun Tumada Resmi Dipecat dari Ketua DPD PAN Mubar)
Rajiun menganggap pemecatan dirinya adalah keputusan sepihak yang tidak sesuai dengan aturan organisasi. Beberapa hal yang mendasari argumen itu adalah tidak adanya proses pemanggilan, kesempatan klarifikasi, dan juga rapat tertutup.
Belum Ingin ke Partai Lain
Pasca keluar dari PAN, Rajiun belum mempunyai keinginan untuk masuk ke partai lain. Ia mengakui bahwa saat ini beberapa partai telah membuka pintu untuk dirinya. Namun, Rajiun belum memberikan respon berarti kepada partai-partai itu.
Kabar yang santer beredar, dua partai yang kukuh ingin menarik Rajiun adalah Partai Golongan Karya (Golkar), dan Partai Nasional Demokrasi atau Nasdem. Kabar itu dibenarkan oleh Rajiun, bahwa perwakilan kedua partai tersebut memang telah melakukan komunikasi dengan dirinya.
Orang nomor satu di Muna Barat itu ingin fokus pada deklarasi anti money politic dan SARA yang telah dibentuknya. Dan sebentar lagi akan dideklarasikan secara resmi di Kabupaten Muna Barat.
“Sampai dengan detik hari ini saya belum mengambil sikap kepartain saya ke mana. Saya ingin fokus pada satgas anti money politic yang dimulai dari Kabupaten Muna Barat,” kata Rajiun.
Sekalipun saat ini belum mengambil langkah untuk masuk ke partai lain, namun Rajiun telah memberikan sinyal terkait sikap politik yang akan diambilnya di waktu mendatang. Pasca pemilihan gubernur, Rajiun memastikan dirinya akan masuk ke partai, yang tentunya bukan PAN.
Rajiun juga belum mengambil sikap terkait arah dukungan kepada tiga pasangan calon yang akan berebut kursi gubernur Sulawesi Tenggara. Rencananya Rajiun juga akan melakukan rapat tertutup bersama seluruh mantan pengurus PAN di Mubar untuk menentukan arah dukungan di pilgub 2018 ini.
Sebelum rapat dimulai, Rajiun telah memastikan bahwa arah dukungannya nanti bukan ke pasangan calon Asrun-Hugua. “Kalau modelnya seperti ini, agak susah (ke Asrun-Hugua). Pokoknya agak susah,” kata Rajiun.
Pujian justru dilontarkan Rajiun kepada pasangan calon Alimazi-Lukman dan Rusda-Sjafei. Kata dia, keduanya mempunyai visi dan misi yang baik untuk pembangunan Sultra ke depannya.
Pilkada Muna 2020 Jembatan Pilgub 2023
Tahun 2020 nanti, pesta demokrasi akan kembali digelar di beberapa daerah Sulawesi Tenggara. Salah satunya adalah Kabupaten Muna. Rajiun tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu untuk melakukan ekspansi politik. Ia mengaku akan ikut bertarung dalam pemilihan bupati Kabupaten Muna di tahun 2020.
Rajiun optimis bisa bersaing ketat dengan kompetitornya nanti di pilbup Muna, sekalipun itu akan melawan petahana Rusman Emba. Menurutnya, Muna dan Muna Barat hanya terpisah di struktur pemerintahan, namun tidak pada etnis.
“Muna dan Muna Barat terpisah secara struktur pemerintahan. Tapi merupakan satu kesatuan. Jadi nanti kita coba di Muna,” kata Rajiun.
(Baca Juga : La Ode Koso Gantikan Rajiun Nahkodai PAN Mubar, Ini Tugas yang Diberikan DPW)
Tekad Rajiun sangat besar untuk maju di pilbup Muna mendatang. Tekad kuat itu terlihat dari pernyataannya bahwa tidak ada yang mampu mengintervensi sikap politik yang telah dipilihnya.
Menurutnya, lewat Pilbup Muna 2020, akan menentukan figure yang cocok untuk maju sebagai calon gubernur pada tahun 2023 nanti. Pilbup di Muna tahun 2020 diistilahkan oleh Rajiun sebagai “Muna Raya Satu”.
“Ini hak politik saya yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Jadi siapa nanti yang menang di Pibup Muna, kita harus dukung bahwa dia adalah kader terbaik Muna untuk pilgub 2023,” kata Rajiun.
Karena itu, arah dukungan di pilgub kali ini, menurut Rajiun akan berpengaruh dengan Pilgub di tahun 2023 nanti. (A)