ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pemilu 2019 bakal menjadi ujian besar bagi Partai Amanat Nasional (PAN) Sulawesi Tenggara (Sultra). Tanpa sosok Nur Alam, Gubernur yang juga Ketua DPW PAN sebelumnya, yang menjadi magnet utama elektoral partai ini ketika menang di edisi Pemilu 2014, “Matahari Terbit” ditarget untuk bisa mempertahankan kemenangan, plus raihan 9 kursi di DPRD Sultra.
“PAN saat ini kami bangun dengan kolektivitas. Kami disatukan dengan ideologi dan semangat. Silakan lihat komposisi Caleg kami di enam Dapil untuk DPRD Sultra, mereka semua petarung. Jadi saya sama sekali tidak risau, dan percaya betul bahwa Pemilu 2019 nanti tetap akan kami menangkan,” yakin Abdurrahman Shaleh, Ketua DPW PAN Sultra, di Kendari, Rabu (1/8/2018).
PAN, menurut Abdurrahman Shaleh tidak harus dipersonifikasi dan identik dengan satu sosok tertentu. Makanya, Pemilu 2019 nanti adala ujian bagi dirinya dan semua kader untuk terus menjaga marwah dan kehormatan partai, agar tetap menjadi pemenang.
“Kami tidak asal memasang Caleg, tapi berdasarkan mapping yang jelas. Mereka harus bisa mempertahankan yang ada saat ini. Rata-rata incumbent di DPRD Sultra, plus DPRD Kabupaten/Kota yang naik kelas. Dan ini merata di semua Dapil. Mungkin total suara bisa saja bergeser, tapi 9 kursi di DPRD Sultra, Insya Allah tetap kami bisa pertahankan,” tukas Ketua DPRD Sultra ini.
Menurut Rahman Shaleh, yang tidak diperhatikan orang saat ini bahwa Pemilukada 2018, PAN menang di tiga daerah yakni Baubau, Konawe dan Kolaka. Ketiga pimpinan daerah ini diyakininya bisa memberi kontribusi elektoral yang besar bagi PAN.
“Soal Pilgub, kami memang belum beruntung menang, tapi data yang kami miliki, 70 persen konstituen PAN tetap memilih pasangan Asrun-Hugua. Artinya, mereka semua tetap setia bersama partai ini,” kata mantan anggota DPRD Kota Kendari ini.
Yang menarik, khusus untuk Pemilu 2019 nanti, semua Caleg PAN sudah meneken kesepakatan internal yakni siapapun yang terpilih dan duduk di DPRD, akan menyisihkan 25 persen penghasilnnya. 10 persen untuk partai, dan 15 persennya untuk Caleg yang berkontribusi suara besar, tapi tak tercover masuk.
“Tentu proporsional, misalnya Caleg yang punya suara 1000 tentu tidak akan sama bagiannya dengan yang hanya menyumbang 100 suara. Jadi, semua Caleg kami akan bekerja keras mencari suara, karena tidak akan ada pekerjaan yang sia-sia. Ini adalah penghargaan partai terhadap peran-peran politik semua kader,” beber Abdurrahman Shaleh.
Untuk diketahui, saat ini PAN punya 9 kursi di DPRD Sultra. Itu adalah sumbangan dari 6 Dapil yang ada. Kota Kendari menyumbang 2, Buton Raya juga 2, Muna juga 2, sisanya terisi 1 kursi di tiga dapil berbeda yakni Konsel-Bombana, Konawe Raya, dan Kolaka.
Ekspektasi Ketua DPW PAN Sultra soal peluang mereka menang kembali di 2019 mungkin terdengar sangat muluk. Tapi jika melihat komposisi Caleg yang mereka ajukan, memang lumayan menjanjikan.
Di Dapil 1 Kota Kendari misalnya, ada Abdurrahman Shaleh dan Sukarman yang berstatus petahana. Di Dapil Konsel-Bombana yang menyediakan 8 kursi, ada nama Asrizal Pratama, putra dari Asrun. Sedangkan di Muna-Mubar dan Butur ada dua sosok petahana juga yakni Muniarti Ridwan dan Farida Baharuddin. Mereka dikuatkan dengan hadirnya La Ode Koso dan Mukmin Naini, mantan Ketua DPRD Mubar dan Muna.
Di Buton Raya yang punya 10 kursi, PAN mengajukan Suwandi Andi, Adnan Lubis dan Mutannafas sebagai petahana. Disokong dengan Mansur Amila yang mantan Pj Bupati Buteng. Di Kolaka juga petahana Tahrir Tasruddin bakal bekerja bersama Ketua DPRD Kolaka, Parmin Datsir. Sedangkan di Konawe Raya, selain petahana Syamsul Ibrahim, juga ada nama Titin Nurbaya Saranani, istri dari Kerry Saiful Konggoasa, Bupati Konawe.(*)
Penulis : Abdi MR