Pasar Sore Bombana Makin Ramai Hingga Masuk Pekarangan Warga

289
Pasar Sore Bombana Makin Ramai Hingga Masuk Pekarangan Warga
Pasar sore di kelurahan Lauru, Kecamatan Rumbia Tengah, Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) kini makin ramai hingga menjamur ke pekarangan warga. Meski telah berulang kali ditertibkan instansi penegak peraturan daerah, kalangan pedagang di pasar ini seolah tak peduli. (Muhammad Jamil/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, RUMBIA– Pasar sore di kelurahan Lauru, Kecamatan Rumbia Tengah, Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) kini makin ramai hingga menjamur ke pekarangan warga. Meski telah berulang kali ditertibkan instansi penegak peraturan daerah, kalangan pedagang di pasar ini tak peduli.

Aktivitas pasar sore ini pun dianggap menggangu ketertiban jalan selain itu lokasi pasar ini tidak masuk dalam tata ruang dan tidak punya izin berdagang. Kondisi ini tentunya meresahkan pedagang di pasar sentral Tadoha Mapaccing. Sehingga, mereka mengecam dan merencanakan aksi demo di Kantor Bupati Bombana bahkan kembali masuk ke ranah dewan.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindakop Bombana, Abdul Hajar Aswad mengatakan, pihaknya di datangi sejumlah pedagang dari pasar sentral terkait rencana aksi tersebut. Sebab, meski telah beberapakali ditertibkan, pedagang pasar sore masih saja bandel dan engkang dari aturan.

” Pedagang pasar sentral akan demo besar-besaran dalam waktu dekat ini. Kami juga sudah berupaya menegur para pedagang pasar sore, tapi masih saja ada sampai hari ini, bahkan mereka membenahi pasar sore itu dengan memasang atap dan semakin menyebar,” kata Abdul Hajar di Rumbia, Sabtu (29/2/3020).

Menurutnya, bandelnya para pedagang di daerah itu lantaran kurang tegasnya petugas Satpol PP. Sehingga timbul dugaan adanya segelintir oknum yang memperbolehkan pedagang berjualan di lokasi tersebut.

(Baca Juga : Pedagang Pasar Sore Lauru Bombana Ogah Dipindahkan)

” Kami sudah tegur, tapi Satpol PP masih kurang tegas dalam menertibkan, karena harus ditertibkan dulu baru kita cari solusinya bersama-sama,” kata Hajar.

Menanggapi masalah itu, Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) Satpol PP Bombana, Andi Firman mengatakan, adanya pasar sore tidak saja berbicara sektor penertiban. Namun, telah bercampur aduk dengan strategi penjualan karena terbatasnya pembeli di pasar sentral yang lokasinya cukup jauh di Kelurahan Kampung Baru Rumbia Tengah, hingga persoalan upaya penjual bertahan hidup.

Kata dia, pihaknya telah menghadap ke asisten III Setda Bombana untuk membahas masalah ini melibatkan seluruh instansi terkait agar secepatnya dituntaskan.

” Tidak semudah itu, kami juga sudah upayakan bagaiman pasar ini dihentikan, tapi lagi-lagi kita pikirkan mereka juga berdagang demi mempertahankan hidup, harus diselesaikan dengan bijak dinda,” ungkap Andi Firman

Sementara itu, Pejabat Sekretaris Daerah Bombana, Beangga Herianto menegaskan bahwa seluruh instansi terkait akan membahas masalah pasar sore ini awal pekan depan. Kata dia, penertiban itu mesti dipertegas lagi dan ditindak jika masih ada yang berdagang di pasar tersebut karena status ilegal.

(Baca Juga : Pedagang Pasar Tadoha Bombana Mengeluh Sepi Pembeli)

” Pokoknya awal pekan depan kami akan bicarakan masalah ini, bagaimana baiknya supaya pasar bisa ditertibkan dengan baik,” ujarnya..

Sebelumnya, Petugas Satpol PP telah menertibkan aktivitas penjualan di pasar sore ini. Namun, sebagian dari mereka memilih berdagang ke pasar sentral dan lainnya masih ngotot menjual.

Rostina, salah satu pedagang yang memilih bertahan menyampaikan, bahwa lokasi pasar sentral yang cukup jauh dan butuh biaya lagi untuk menjual di pasar Tadoha Mapaccing. Ia bahkan melawan saat petugas melakukan penertiban.

“Kalau saya menjual di sana (pasar sentral), apa kasian saya dapat, sementara saya mau hidupi anakku. Ini juga petugas main bongkar-bongkar begitu saja,” keluh Rostina di Pasar Lauru, Kamis (13/2/2020).

“Di pasar ini kalau bicara untung malah dapat dua kali lipat ketimbang di pasar sentral. Lagian yang izinkan kami menjual di sini pemerintah juga, kenapa malah hari ini kami diusir, padahal kami utang demi bangun lapak dan kios kecil yang sampai saat ini masih belum lunas,” tambahnya. (b)

 


Kontributor : Muhammad Jamil
Editor : Rosnia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini