Pasien Gizi Buruk Dikatai Sampah, Ini Penjelasan Direktur RSUD Wakatobi

Saleh_Hanan_Wakatobi
Saleh Hanan

ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Kepala Tata Usaha (KTU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wakatobi, Effendi, ditenggarai telah melontarkan kalimat tak senonoh kepada pasien miskin gizi buruk sebagai sampah dan tai.

Sebelumnya, beberapa waktu lalu juga Effendi pernah melarang masyarakat untuk jangan sakit dulu.

Saleh_Hanan_Wakatobi
Saleh Hanan

Ucapan itu didengar penggagas program Wakatobi Bersinar, Saleh Hanan, saat membawa pasien gizi buruk ke RSUD yang statusnya belum memiliki kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

“Masa saya ke rumah sakit bawa pasien gizi buruk ke RSUD saya dibilangi hanya bawakan mereka tai dan sampah. Harusnya mereka tau, tulis ini tulis, mereka enak-enak duduk di sana nikmati jabatan, baik dari sekretaris daerah maupun eselon-eselonnya itu karena Tai dan Sampah yang mereka bilangi itu,” terangnya.

Menurut Saleh, hal itu tidak layak diucapkan pihak rumah sakit sebab itu tugas pokok dan fungsi kerjanya.

“Bagaimanapun dan apupun keadaannya, orang sakit tidak boleh disebut tai dan sampah, sebab kesehatan ini hak asasi paling tinggi” tegasnya.

Sementara, lanjut Saleh, Bupati Wakatobi, Arhawi, sempat menegaskan kepada dokter dan pihak rumah sakit untuk melayani masyarakat secara baik.

“Ketika ditemukannya gizi buruk warga Desa Numana Kecamatan Wangi-Wangi Selatan beberapa malam lalu, atas nama Asila, Bupati bilang sendiri kok dan tegaskan ke pihak rumah sakit, jika Dinas kesehatan dan rumah sakit tidak mampu mengurus segala sesuatunya, nanti bupati sendiri yang bayar, tapi orang rumah sakit masih sempat-sempatnya juga bilang dibawakan sampah dan tai,” ungkap Saleh.

dokter_Munardin
dr. Munardin

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wakatobi, dr. Munardin, membela bawahannya. Ia menjelaskan bahwa lontaran Effendy sebenarnya tidak bermaksud demikian.

“Saya sudah minta keterangan dari Pak KTU tentang berita tersebut. Beliau tidak ada maksud untuk menyinggung perasaan siapapun, tidak pernah terbersit dalam pikiran beliau untuk menganggap pasien seperti sampah maupun tai. Mungkin yang beliau maksud adalah sistem rujukan yg harus di benahi dan di koordinasikan antara pihak Dinkes dan RSUD, dan sampai hari inipun tidak pernah ada pasien yang kami tolak,” tutur Munardin, Senin, (17/4/2017).

Sebelumnya ada tiga pasien gizi buruk yang dirawat di RSUD Wakatobi. Masing-masing adalah Warga desa Mola Utara, Desa Mola Selatan Dan Warga Kelurahan Ambeua Kecamatan Kaledupa,sementara dirawat di Unit Gawat Darurat(UGD), POLI Anak dan yang satunya lagi di ruang Intensive Care Unit (ICU).

Untuk diketahui, kelengkapan data keluarga pasien telah diambil untuk kemudian dibawa ke instansi terkait yakni Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial guna mendapatkan kartu serta pelayanan kesehatan gratis, Kartu BPJS Wakatobi Bersinar. (B)

 

Reporter : Nova Ely Surya
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini