ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Konawe Kepulauan (Konkep) nomor urut 4 Muhammad Oheo Sinapoy dan Muttaqin Siddiq yang diusung partai Golkar, Gerindra dan PPP hanya mengantongi 214 dalam pemungutan suara 9 Desember 2020 lalu.
Hasil itu berdasarkan real count sistem rekapitulasi suara (Sirekap), Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Minggu (13/12/2020) pukul 13.00 Wita dengan posisi suara masuk 100 persen dari 101 TPS.
Pasangan dengan tagline Ombak itu justru kalah dari Paslon yang tidak diusung oleh partai politik manapun alias Independen. Mereka adalah Abdul Halim dan Untung yang mampu bersaing di posisi kedua membuntuti petahana dengan mengoleksi 7.193 suara atau 29 persen.
Partai besutan Airlangga Hartarto di legislasi Kabupaten Konkep tersebut memiliki 3 kursi, sementara Partai Gerindra 1 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Konkep.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Muhammad Oheo Sinapoy tidak memberikan jawaban mengenai kekalahan dirinya bersama Muttaqin. Baik melalui pesan whatsapp maupun via telepon, Minggu (13/12/2020).
Baca Juga :
Petahana di Konkep Klaim Unggul 51,6 Persen
Ketua Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Halu Oleo (UHO) Najib Husain mengatakan kekalahan Oheo-Muttaqin itu disebabkan karena paslon ini sangat terlambat mendapat pintu partai. Sehingga waktu yang mepet membuat mereka lamban melakukan konsolidasi.
“Sehingga pasangan lain sudah jalan, Ombak ini masih mencari jalan bagaimana bisa mendapatkan koalisi untuk mengikuti Pilkada serentak kemarin. Jadi ada keterlambatan membangun jaringan ke bawah,” ujar Najib Husain saat dihubungi melalui telepon.
Menurut dia, masuknya Oheo-Muttaqin menjadi penantang petahana sebagai kejutan di injury time. Pasalnya, dua partai ini diharapkan memberi dukungan ke Amrullah dan Andi Muhammad Lutfi, tapi karena loby politik tingkat pusat yang dilakukan pasangan nomor buncit itu, mampu merubah arah dukungan partai.
Kondisi itu, kata Najib, membuat mereka kehabisan energi lantaran lebih banyak digunakan untuk mendapatkan dukungan di pusat, tapi tidak bisa membangun konsolidasi di akar rumput. Dampaknya mesin partai tidak berjalan.
Najib mengatakan, sistem penjaringan kedua partai ini tidak dilakukan secara terbuka di tingkat bawah. Partai tidak mempertimbangkan rekomendasi dari hasil penjaringan tingkat bawah mengenai figur yang pantas didukung. Hal itu terbukti seperti dialami pasangan Oheo-Muttaqin di Konkep.
“Kita inginkan ke depan, pengambilan keputusan tidak bersifat sentralistik dengan memberikan kewenangan lebih penuh untuk mendukung orang-orang yang dianggap layak untuk bertarung,” tukas dia.
Pilkada di Pulau Wawonii sendiri berhasil dimenangkan oleh paslon petahana Amrullah dan Andi Muhammad Lutfi dengan perolehan 12.769 suara atau 51,4 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 26.784 di daerah itu.
Penantang lain yakni pasangan Musdar dan Ilham jaya berada di posisi ke tiga dengan membukukan suara sebanyak 4.669 atau 18,8 persen. Paslon ini diusung oleh Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). (a)
Reporter: Fadli Aksar
Editor: Ilham Surahmin