Pedagang Terompet dan Petasan Menjamur, Pembeli Berkurang di Kendari

Pedagang Terompet dan Petasan Menjamur, Pembeli Berkurang di Kendari
Aneka Jenis Terompet

Pedagang Terompet dan Petasan Menjamur, Pembeli Berkurang di Kendari Aneka Jenis Terompet

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Menjelang pergantian tahun, para pedagang musiman terompet dan petasan menjamur di beberapa lokasi strategis di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pantauan awak zonasultra.id di beberapa lokasi strategis dipenuhi para pedagang musiman di antaranya sepanjang Jalan By Pass Kota Kendari, pelataran Eks MTQ.

Saking banyaknya, para pedagang mengaku, kurang pemasukan dari tahun-tahun sebelumnya. Ditambah pembeli mulai berkurang. Seperti diungkapkan Pedagang musiman terompet, Ansar (24) di By Pass Jalan Ir. H. Alala.

Ia menuturkan, keuntungan yang diperoleh tidak sebesar tahun lalu. Sebab, pedagang musiman terompet terus menjamur setiap tahunnya. Sedangkan pembeli sangatlah kurang.

“Sejak menjual belum ada keuntungan yang diperoleh,” terangnya ditemui di lapaknya, Sabtu (30/12/2017).

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, keuntungan yang diperoleh lebih besar, sehari Ansar, bisa merauh Rp 2 juta hingga Rp 5 juta. Menurutnya, karena pedagang musiman terompet masih kurang.

Ia mengatakan, mulai menjual terompet sejak dua pekan lalu. Sebelum menjual terompet, keseharian yang ia lakoni adalah sebagai penjual ikan di pasar Andonuhu.

Lanjut Ansar, harga terompet dibandrol berbeda-beda tergantung ukuran. Mulai Rp 20.000 untuk motif ayam, kupu-kupu, barongsai, monyet, dan lainnya. Sampai Rp 35.000 motif bunga dan naga batik.

“Barang saya ambil dari pedagang terompet lainnya di Kota Kendari,” ujarnya .

Saat ini, sehari biasanya dia bisa memperoleh Rp 500.000 dengan jumlah terompet yang laku terjual sekitaran 20 buah. Terkadang juga hanya Rp 200.000 dalam sehari.

“Kalau kagak habis tidak ada untung. Karena barang dibeli dari suplaier kemudian dijual kembali,” ungkap Ansar.

Dia juga menjual terompet buatan tangan sendiri. Terompet tersebut dibuat dari kertas warna-warni dan kalender bekas.

Selain pedagang terompet, adapula padagang petasan dan kembang api. Sama halnya dengan Ansar, Udin (27) juga menjejalkan dagangannya di sekitaran By Pass Jalan Ir. H. Alala Kota Kendari.

Untuk petasan yang paling mahal, dibandrol dengan harga Rp 400.000. Sementara yang paling murah Rp 10.000 per 3 buah. Keuntungan yang diperoleh dari menjual petasan sehari bisa sampai Rp 500.000.

Jika ada pembeli yang sekaligus membeli banyak, sehari ia bisa memperoleh hingga Rp1 juta. Ungkapnya, saat ini keuntungan yang diperoleh tidak sebanding dengan tahun lalu. Di mana pedagang masih sedikit dan pembeli lumayan ramai.

“Bagusnya petasan bisa dikembalikan ke pemasok, kalau terompet nda bisa. Jadi terompet yang tidak laku biasanya dijual kembali tahun berikutnya,” tutupnya. (A)

 

Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini