ZONASULTRA.ID, WANGI-WANGI – Pemerintah Daerah (Pemda) Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) menginisiasi audiensi bersama stakeholder.
Hal itu dilakukan dalam rangka membahas berbagai hal strategis terkait kondisi dan perkembangan kepariwisataan daerah saat ini dan untuk mendorong upaya-upaya solutif yang perlu ditempuh bersama stakeholder yang ada.
Audiensi itu diikuti oleh Komunitas, forum tata kelola pariwisata, kelompok sadar wisata (pokdarwis), komunitas base tourism, dive operator, hotel, restoran, rental, home stay dan sejumlah pelaku usaha pariwisata lainnya. Mereka membahas kondisi terkini kontekstual terkait kepariwisataan di daerah termasuk soal penerbangan di Wakatobi.
Dalam kesempatan itu Bupati Wakatobi Haliana mengatakan bahwa dirinya mengusulkan kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Menteri Perhubungan (Menhub) dan Presiden Republik Indonesia (RI) untuk mengenalkan, menunjang dan mendorong kunjungan ke Wakatobi lebih luas maka minimal harus ada penerbangan langsung dari bandara internasional.
“Kita minta supaya Makassar-Kendari dan Makassar-Wakatobi juga ada. Selanjutnya untuk menghubungkan pariwisata Indonesia salah satunya adalah Bali, kemudian Manado. Makanya kita minta supaya ada pesawat dari Bali kemudian ke Wakatobi lalu ke Manado dan sebaliknya. Di samping untuk penumpang kita juga mengharapkan dari sektor perikanan Wakatobi, sekaligus juga menghubungkan pada bandara-bandara untuk ekspor,” ujarnya di Wangiwangi, Minggu, (21/8/2022).
Menurutnya, saat ini Manado sudah ekspor ke ke Asia Timur dan Asia Tenggara, kemudian dari Bali ke Eropa.
“Ini yang kita inginkan sehingga menjadi penting juga agar bandara kita diperluas, bukan hanya untuk arus penumpang semata-mata tetapi untuk urusan cargo logistik juga,” terangnya.
Hal itu diungkapkan Bupati Wakatobi Haliana menanggapi saran dari Sarman Samara selaku penggiat media sosial sekaligus pelaku pariwisata di daerah setempat.
Sarman Samara menyarankan ke Pemda Wakatobi agar mencoba menjajaki kemitraan dengan pihak investor di Wakatobi.
“Karena saya pernah berdiskusi dengan manajemen di One Mobaa, Wakatobi Dive Resort (WDR) bahwa dulu sebelum pandemi selalu ada seat yang kosong. Mereka kan Denpasar-Wakatobi (Bandara Maranggo Tomia) nah itu mungkin yang bisa dijajaki. Karena saya rasa yang paling tepat ini Denpasar-Wakatobi kalau untuk pariwisata, karena Denpasar adalah pintu gerbangnya pariwisata Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Disparekraf Kabupaten Wakatobi Nadar mengatakan, audiensi itu diharapkan dapat melahirkan rekomendasi-rekomendasi, yang bisa berdampak positif terhadap akselerasi kemajuan kepariwisataan dan pembangunan daerah secara umum.
“Pertemuan kita merupakan atensi langsung dari pak Bupati, agar kita mengalokasikan waktu guna bertatap muka bersama rekan-rekan pelaku usaha pariwisata. Karena dinilai sangat penting dengan harapan ini menjadi awal yang baik antara pimpinan daerah dengan stakeholder pariwisata di daerah,” harapnya. (B)
Kontributor: Nova Ely Surya
Editor: Muhamad Taslim Dalma