Pembangunan Jembatan Gantung di Konut, Memudahkan Akses Warga

Pembangunan Jembatan Gantung di Konut, Memudahkan Akses Warga
PEMBANGUNAN JEMBATAN GANTUNG - Pendirian jembatan gantung yang menghubungkan antara Desa Maura Tinobu dan Waworaha Kecamatan Lasolo yang dianggarkan melalui APBN aspirasi DPR RI Partai Golkar. (Jefri/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Pembangunan Jembatan gantung yang menghubungkan antara Desa Muara Tinobu dan Waworaha, Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) memberikan sisi positif bagi perekonomian masyarakat di wilayah itu.

Jembatan permanen berbahan beton dan besi baja itu, merupakan usulan dana aspirasi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Partai Golangan Karya (Golkar), Ridwan Bae, melalui koordinasi Ketua DPD Golkar Konut, Safrin. Pembangunan jembatan itu menelan anggaran sebesar Rp 4,8 miliyar melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pusat.

Sekretaris Komisi ll DPRD Konut, Safrin mengungkapkan, Desa Muara Tinobu merupakan salah satu wilayah pesisir yang dinobatkan sebagai kota home industri perikanan. Hal itu karena letaknya yang berada di kawasan pesisir laut Lasolo, juga pusat tempat transkasi jual beli masyarakat dan penduduknya mayoritas sebagai pedagang serta nelayan.

Dengan adanya pembangunan jembatan gantung ini, menurut Safrin, keterisolasian akses jalan yang sebelumnya tidak bisa dilintasi, kini sudah bisa dilalui oleh masyarakat dan pedagang dari berbagai penjuru. Muara tinobu merupakan pusat pasar sentral modern tempat warga bertransaksi bagai jenis barang dagangan mulai dari kepulauan sampai daratan.

“Jelas akan memberikan dampak kemajuan ekonomi untuk masyarakat karena aksesnya sudah baik, apalagi sisi PAD juga pasti berpengaruh, lebih meningkat,” ujar Politisi Partai Golkar ini dikonfirmasi beberapa waktu lalu.

Dikatakan, proses pendirian jembatan tersebut dipastikan kelar pada Desember nanti, sesuai kontrak. Panjang jantung jembatan 90 meter, tiap titik dipasang 10 tiang pancang beton sebagai pengikat badan jembatan, pengerjaannya menggunakan alat berat seperti, exavator. Di lokasi itu juga dilakukan penimbunan.

“Selain jembatan, 2019 kami juga mendorong pembangunan Talud sebagai pemecah ombak sepanjang 3,5 kilo meter mulai dari wilayah Lasolo, Molawe sampai Tapunggaya dengan jarak 50 meter dari bibir laut, ini merupakan cikal bakal proggres pembangunan jalan tol nantinya,”tukasnya.

Di tempat terpisah salah seorang warga Tinobu, Muhammad lqbal mengungkapkan, pendirian jembatan gantung tersebut membawa angin segar bagi masyarakat. Sebab, memberikan nilai positif pada sisi perekonomian warga, terlebih di Desa Mura Tinobu memiliki pabrik cold storage (mesin pendingin ikan), tempat nelayan beraktivitas.

Selain itu, lanjut Iqbal dengan adanya jembatan gantung itu, selain mendekatkan dan memudahkan akses warga, juga dapat membuka kembali Jalan inpres Desa Tertingal (IDT) yang menghubungkan beberapa desa diantaranya, Desa Muara Tinobu, Waworaha, Otole, Bandaeha, Molawe.

“Sebelum ada pendirian jembatan ini, jalanya tidak bisa di lewati karena dibatasi dengan muara sungai andomowu, sekarang alhamdulillah sudah bisa dilintasi. Jembatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, kami menyambut baik. Dari sisi ekonomi jelas menguntungkan, apalagi aksesnya sudah dekat. Informasinya ini usulan Pak Ridwan Bae,” tuturnya. (B)

 


Kontributor : Jefri Ipnu
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini