ZONASULTRA.ID, WANGI-WANGI-Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Wakatobi terus berlanjut.
Pelaksana tugas (Plt) Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sultra Kusuma Wardhani bertandang ke lokasi proyek penataan kawasan Waterfront Marina atau KSPN tahap II di Wangiwangi, Minggu (19/11/2023).
Kata Dhani (sapaan akrabnya), berlanjutnya KSPN bisa dilihat dari lima paket sudah berjalan, bahkan satu sudah selesai. Dua lagi menyusul, yakni Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Tomia dan di Liya akhir bulan Desember ini akan selesai.
“Untuk penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), pak Bupati selalu menyampaikan ke kita terkait dengan perjuangan beliau pada saat menyusun permohonan terbitnya Amdal untuk Waterfront Marina Wakatobi. Perjuangannya luar biasa, kami apresiasi terkait dengan apa yang sudah dilakukan bapak Bupati bersama dengan jajaran,” sambungnya.
Selain itu, Kusuma Wardhani juga menyampaikan, bahwa komitmen dari Bupati Wakatobi Haliana pada saat mereka bertemu di penandatanganan kontrak KSPN Wakatobi tahap II adalah siap untuk serah terima kelola sementara. Artinya Bupati siap untuk mengelola empat lokasi wisata tersebut, yaitu KSPN Sombu Dive, Alun-alun Merdeka, Puncak Toliamba, dan Danau Kapota.
Menurutnya, bisnis prosesnya sudah disiapkan oleh Pemda. Dengan harapan itu bisa dikelola se-profesional mungkin. Dalam pengelolaannya tersebut Pemda berkomitmen untuk bisa memberikan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Wakatobi.
“Di sini terlihat dari komitmen Pemda Wakatobi dengan apa yang kita lakukan di sini. Jadi kita langsung melihat saja realisasinya di lapangan karena ada lima kegiatan yang sudah berjalan dan sudah hampir selesai. Saat ini ada dua pak, satu sudah kontrak satu sedang pengajuan ke Bank Dunia untuk yang TPA Wambea Male. Jadi dilihatnya dari realisasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan,” terangnya.
Lebih lanjut Kusuma Wardhani menjelaskan, KSPN Wakatobi sebenarnya sudah berproses sejak 2021, bahkan sudah tahap lelang. Namun karena ada kebijakan terkait dengan Covid, sehingga seluruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sangat terbatas diprioritaskan untuk penyembuhan Covid terlebih dahulu.
Dia melanjutkan, alokasi anggaran penataan Wakatobi yang semula menggunakan APBN. Lalu ada kebijakan untuk dioptimalkan menggunakan alokasi Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN).
“Nah peralihan itu yang pasti membutuhkan penyesuaian kembali, karena yang awalnya sudah siap APBN disesuaikan menjadi PHLN. Nah disitu komitmen Pemda Wakatobi untuk tetap menyusun apa-apa saja yang memang menjadi persyaratan dari PHLN,” pungkasnya. (B)
Kontributor: Nova Ely Surya
Editor: Muhamad Taslim Dalma