ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI-Selain meluncurkan program One Island One School, serta membuka expo dan pameran produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), di Pulau Tomia, Bupati Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) Haliana juga melepasliarkan penyu bersama Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi (BTNW), Pemerintah Kecamatan Tomia Timur di Pantai Hondue.
Haliana mendukung penuh pelestarian penyu dan menyampaikan bahwa kegiatan itu merupakan kebanggan masyarakat Wakatobi, karena Wakatobi menjadi salah satu habitat satwa ini.
“Kita berharap agar masyarakat tidak memburu dan mengkonsumsi penyu serta telurnya. Karena merupakan satwa yang terancam punah dan dilindungi oleh undang-undang,” ujarnya Rabu, (27/10/2021).
Ia menyampaikan apresiasi atas komitmen BTNW dalam perlindungan kawasan dan pengembangan kelompok UMKM di Kabupaten Wakatobi, dan berharap kerjasama antara pemerintah Kabupaten Wakatobi dan BTNW dapat terus ditingkatkan.
Sementara itu, Kepala BTNW Darman menyebutkan di Wakatobi ada dua jenis penyu yakni penyu hijau dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata). Dari 6 jenis penyu di dunia, di Indonesia terdapat 5 jenis, dan 2 jenisnya terdapat di Wakatobi.
“Sebanyak 25 ekor dilepas liarkan di pantai Hondue, terdiri dari 1 ekor indukan dan 24 ekor jenis penyu hijau (Chelonia mydas),” terangnya.
Di samping itu, kata Darman, BTNW menjadi salah satu peserta yang berpartisipasi memamerkan produk kelompok binaan kemitraan konservasi berupa produk makanan olahan dan kerajinan tangan pada expo yang diinisiasi oleh Dinas Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja Kabupaten Wakatobi di Puncak Kahianga, Desa Kahianga, Pulau Tomia.
Kegiatan itu berlangsung selama empat hari, sejak tanggal 25–28 Oktober 2021 dan dihadiri oleh Badan Usaha, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dan pelaku UMKM se-kabupaten Wakatobi.
“Produk dari Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) 1 berupa cemilan olahan rumput laut seperti gule (kue putar), stik, dan mie. Produk dari SPTN 2 berupa dodol rumput laut dan stik agar-agar (Stikgar). Kemudian produk dari SPTN 3 berupa stik tulang ikan, kain tenun, parang dan pisau khas Binongko. Selain produk kelompok, BTNW juga memamerkan buku-buku mengenai kegiatan konservasi dan objek wisata di Taman Nasional Wakatobi” jelasnya.
Ia menyampaikan jika kelompok masyarakat desa sekitar kawasan dengan rincian 12 desa di Pulau Wangiwangi, 5 desa di Pulau Kaledupa, dan 3 desa di Pulau Binongko. Untuk tahun 2021, BTNW menyerahkan bantuan modal usaha pengelolaan usaha ekonomi produktif kepada 7 kelompok masyarakat kemitraan konservasi dan bantuan peralatan usaha wisata kepada 2 pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Wisata Alam (IUPJWA).
Kelompok masyarakat dari Pulau Wangi-Wangi adalah kelompok Wisata Snorkel Club, kelompok Waka-Waka Dive Centre, dan KUB Wandoka Bangkit. Kemudian kelompok masyarakat yang berasal dari Pulau Kaledupa adalah kelompok Raea Jaya, kelompok Padakauang, dan Andi Muh. Kasim Siruhu.
Selanjutnya kelompok masyarakat dari Pulau Binongko adalah kelompok kemitraan konservasi Barangka To Oha, kelompok kemitraan konservasi Fungka Dalima, dan Budianto Tandiono.
“Kita berharap dengan adanya bantuan modal usaha ini, dapat meningkatkan perekonomian dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat, sehingga dapat merubah aktifitas mereka menjadi lebih ramah lingkungan dalam memanfaatkan kawasan laut,” ucapnya.
Ia menambahkan, jika bantuan itu diserahkan kepada Bupati Wakatobi, Haliana, untuk selanjutnya diserahkan secara langsung kepada masing-masing perwakilan kelompok masyarakat dan pemegang IUPJWA.
Sebagai informasi, penyerahan bantuan itu disaksikan oleh FORKOPIMDA, ketua tim Penggerak PKK Wakatobi, Kepala OPD, para Camat dan Kepala Desa/Lurah serta masyarakat luas. (B)
Kontributor : Nova Ely Surya
Editor: Ilham Surahmin