ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Konut, mulai mensosialisasikan beasiswa kedokteran. Penerima beasiswa itu akan diberangkatkan ke Negara China pada 2019 ini.
Kepala Dinas Dikbud Konut Lapeha menuturkan, sebagai langkah awal pihaknya saat ini tengah melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat, terkait informasi beasiswa kodokteran. Tes para peserta nantinya menggunakan sistem online pada April 2019, setelah ujian nasional tingkat SMA usai.
“Yang akan diberangkatkan kuliah sebanyak 10 orang sesuai janji pak Bupati Ruksamin dan Wakil Bupati Raup, semua ditanggung oleh Pemerintah Konawe Utara sampai selesai. Anggaran yang kami siapkan Rp 1,2 miliar melalui APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Konut,” ungkap pria bergelar magister pendidikan ini, Jumat (22/2/2019).
Syarat mutlak yang ditetapkan pemerintah untuk peserta yaitu harus berdomisili dan asli warga lokal Konut dibuktikan dengan kartu identitas penduduk. Selain itu, harus memiliki kemampuan akdemik. Hal itu dilakukan, sebagai upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) generasi lokal Konut di bidang kesehatan.
Menghindari terjadinya nepotisme dalam perekrutan, pihaknya menjalin kerjasama dengan universitas dalam negeri yang ditunjuk. Pihak universitas berperan sebagai tim penilai akademik, sekaligus menjadi fasilitator para peserta beasiswa yang lulus untuk selanjutnya diberangkatkan ke Negara China menempuh pendidikan.
“Semua ditangani langsung pihak universitas yang kerjasama dengan kami, pemerintah tak ada campur tangan, pelaksanaanya independen dan murni. Setelah sosialisasi ini, selanjutnya dibuatkan format untuk seleksinya dan seterusnya sampai pada ujian. Dilanjutkan persiapan karantina sampai pemberangkatannya. Semua ditanggung pemerintah,” terangnya.
Dia menambahkan, usai menempuh pendidikan di negeri bambu itu, para peserta kembali ke tanah air (Indonesia) melanjutkan pendidikan selama satu tahun. Hal itu, guna penyesuaian ijazah agar mendapat pengakuan dan legalitas resmi sebagai tenaga medis, selanjutnya mengabdikan diri di daerah.
“Kami tegaskan ini tak ada campur tangan perusahan, investor manapun. Semua murni dari pemerintah dan anggarannya. Ini semata-mata untuk kemajuan daerah dan generasi kita sesuai visi-misi Konasara (visi misi pasangan bupati),” tukasnya. (B)