ZONASULTRA.ID, WANGIWANGI- Pasca menerima aspirasi masyarakat yang berunjuk rasa tentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak sesuai takaran, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) langsung melakukan sidak di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Untuk Umum (SPBU), Pertamini dan pengecer.
Sidak yang melibatkan kepolisian dan sejumlah pihak terkait itu dilakukan di pulau Wangiwangi.
Kepala Bidang Perdagangan Sulaiman mengatakan, tim pemantau/pengawas BBM telah melakukan langkah-langkah konkrit dalam upaya penurunan/pengendalian harga dan ukuran BBM.
Langkah yang telah dilakukan antara lain, memanggil pemilik SPBU dan pangkalan minyak tanah menjelaskan kuota serta sistem distribusi BBM, baik melalui mesin nosel maupun pengecer.
Termasuk jatah solar nelayan yang belum mengacu ke data nelayan yang terdata dalam database kartu E-KUSUKA pada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). Kemudian belum ada pembagian areal jatah nelayan berdasarkan alamat yang terdekat dengan letak SPBU.
“Tim pemantau juga telah melakukan pemantauan langsung pada SPBU, Pertamini dan Pengecer BBM yang ada di pinggir jalan dan sejak tanggal 30-31 Mei 2022. Juga telah melakukan peneguran pada penjual BBM eceran. Untuk menjual BBM sesuai harga yang layak, serta tidak melakukan penjualan dengan ukuran setengah botol,” katanya di Wangiwangi Jumat, (4/5/2022).
Demikian pula ditingkat pangkalan, tim pemantau telah mengimbau agar penjualan minyak tanah dilakukan dari pangkalan ke masyarakat.
Tidak lagi melalui pengecer, atau pihak SPBU/pangkalan tidak lagi memberi kuota pada pengecer yang melakukan penjualan/ukuran yang tidak normal.
Sebelumnya, isu nasional kenaikan BBM berdampak terhadap harga BBM di Kabupaten Wakatobi. Khususnya yang paling terdampak adalah para nelayan disana.
Akibatnya sejumlah masyarakat nelayan melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Bupati Wakatobi, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel) pada Rabu (25/05/2022) meminta solusi terkait kelangkaan solar yang mengakibatkan harganya tinggi.
Menurut salah seorang pendemo Roziq mengungkapkan, BBM jenis solar dibeli nelayan dari pengecer dengan harga kadang sampai lebih dari Rp200 ribu per jerigen 20 liter. Sedangkan BBM jenis pertalite yang dijual pengecer per botol biasanya dijual seharga Rp10 ribu saat itu dijual dengan harga Rp15 ribu sampai Rp20 ribu. Minyak tanah yang biasanya dijual dengan harga Rp12 ribu per satu setengah liter waktu itu dijual hingga harga Rp20 ribu sampai Rp25 ribu. (b)
Kontributor : Nova Ely Surya
Editor: Ilham Surahmin