Pengamat : Kalau Mau Terpilih Jangan Umbar Janji Politik

Pengamat politik dari Universitas Halu Oleo UHO Bahtiar
Bahtiar

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pengamat politik dari Universitas Halu Oleo UHO Bahtiar menilai, warga kota , sudah jenuh dengan janji-janji dan kontrak politik yang digulirkan calon kepala daerah.

Pengamat politik dari Universitas Halu Oleo UHO Bahtiar
Bahtiar

Menurut Bahtiar, dalam situasi apapun janji-janji politik dengan mudah dikeluarkan. Bahkan kontrak politik langsung dengan masyarakat menjadi  salah satu strategi yang dibuat  untuk mendulang suara pemilih.

Namun, lanjutnya, terkadang kontrak politik itu tidak efektif mendulang suara. Masyarakat semakin jenuh dan muak dengan janji-janji yang dilontarkan oleh para calon.

Bahtiar memandang, calon kepala daerah yang tidak banyak mengumbar janji politik atau menandatangani kontrak politik justru memiliki peluang lebih besar untuk terpilih. Dia mengatakan sudah banyak kasus kontrak politik yang ditandatangani calon kepala daerah dengan masyarakat, dan pada akhirnya tidak dijalankan ketika sudah terpilih. Kontrak politik dengan masyarakat kerap dilupakan begitu saja tanpa adanya pengawasan.

“Seringkali para calon kepala daerah mengumbar janji pada saat kampanye dan tidak pernah ada realisasinya ketika calon tersebut terpilih menjadi kepala daerah. Nah hal inilah yang membuat masyarakat bosan dengan janji politik, karena para calon kepala daerah selama ini hanya mempermanis telinga masyarakat,” katanya saat ditemuai di Auditorium Mokodompit UHO, Kamis (20/10/2016).

Ia juga  menambahkan, masyarakat Indonesia, khususnya Kota Kendari, telah memahami bahwa penandatanganan kontrak politik kerap kali tidak lebih dari sebuah strategi magnet elektoral saja. Oleh karena itu dia menyarankan agar janji politik dikurangi oleh para calon kepala daerah.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) UHO ini juga menyarankan kepada masyarakat khususnya masyarakat Kota Kendari, agar dalam memilih kepala daerah pada pilkada serentak 2017 harus melihat rekam jejak dari calon tersebut. Misalnya seperti apa dia sebelum mencalonkan kepala daerah, dan apa yang dilakukan selama ini, sehingga dengan mudah memahami benar bahwa janjinya yang digulirkan pada masa kampanye bisa diwujudkan atau tidak.

“Dari memilih pemimpin kita lihat rekam jejaknya dari calon tersebut. Dari mana dia, siapa dia, dimana selama ini dia, berinteraksi dan berkomunikasi dengan rakyat selama ini bagaimana. Apa memang dia hanya mampu berjanji tanpa ada realisasi. Jadi masyarakat saya kira inilah yang terpenting untuk dia pahami dalam rangka menghadapi pilkada serentak di tahun 2017 mendatang,” tutupnya.  (B)

 

Reporter: Ramadhan Hafid
Editor Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini