ZONASULTRA.COM, KENDARI – Polemik menu makanan yang disajikan pengelola katering yang selama ini dikeluhkan oleh para atlet dan pelatih PON XIX Sultra mendapat kritikan dari pengamat senior olaharaga di Sulawesi Tenggara, La Sawali.
La Sawali, menegaskan dengan menu makanan yang disajikan oleh pihak katering saat ini jika dilihat dari ilmu olahraga tentunya sangatlah tidak memenuhi standarisasi gizi yang harus dikonsumsi seorang atlet.
Idealnya kata Sawali, yang saat ini menjabat Kepala UPT Prestasi Penalaran Olahraga dan Budaya FKIP Universitas Haluoleo (UHO), untuk menunjang persiapan para atlet guna mencapai prestasi maksimal di PON XIX mendatang harus mengkonsumi 3000 sampai dengan 4000 kalori setiap harinya. Tetapi dengan menu makanan yang ada saat ini, tentunya sangatlah tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi para atlet PON XIX.
“Persiapan yang hanya tiga bulan ini sebenarnya jika dilihat dari kacamata praktisi olahraga sangatlah tidak ideal untuk meraih prestasi puncak. Untuk itu, dibutuhkan asupan gizi yang memadai buat para atlet guna menutupi kekurangan tersebut. Tetapi kondisi yang ada saat ini kami lihat menu makanan yang ada tidak bisa menutupi kekurangan waktu persiapan tersebut,”jelasnya, di ruang kerjanya, Kamis (28/7/2016).
Ketua Ikatan Sarjana Olahraga Republik Indonesia (ISORI) Sultra ini menerangkan, gizi merupakan salah satu elemen penting untuk menunjang maksimalnya program latihan yang diberikan pelatih kepada atletnya. Jadi sangatlah riskan jika seorang atlet digenjot dengan latihan yang sangat berat tanpa ditunjang dengan makanan yang bergizi.
Namun begitu dia enggan mengungkapkan, bahwa atlet PON XIX Sultra kurang gizi. Sebab hingga saat ini belum ada proses tes terkait kondisi atlet PON XIX Sultra. Namun jika mengacu pada hasil tes awal ada beberapa atlet yang kondisi fisiknya sangatlah dibawah standar.
Salah satu atlet yang kondisinya dibawah standar terangnya, atlet tinju Sultra Erna. Idealnya bagi seorang atlet putri dalam lari harus mendapatkan enam sampai tujuh putaran. Tetapi atlet yang bersangkutan dalam tes awal lalu hanya mampu lari tiga kali putaran.
“Kondisi atlet yang seperti ini untuk bisa meningkatkan kondisi fisiknya haruslah ditunjang dengan makanan yang bergizi. Tetapi jika kondisi menu makanan seperti yang disajikan sangatlah sulit untuk meningkatkan kondisi para atlet, “ujarnya. (A)
Reporter : Rasman Saputra
Editor : Tahir Ose