Pengendalian Hawa Nafsu di Bulan Suci Ramadhan

ramadhan

ZONASULTRA.COM – Bulan suci ramdhan atau yang lebih kita kenal bulan puasa adalah momen yang paling ditunggu-tunggu umat muslim yang ada dimuka bumi ini. Bulan suci ramadhan lebih baik dari seribu bulan, mengapa? Karena dibulan tersebut semua pintu keberkahan, kemulian, rahmat, rezeki, ampunan untuk umat manusia dibuka oleh Allah SWT baik dari atas, bawah, depan, belakang, samping kiri dan kanan.

ramadhanSebagai mana yang difirmankan Allah Swt,”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana puasa itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa” (QS al-Baqarah [2] 183. Olehnya itu, memasuki bulan suci ramadhan, sebagai umat muslim pengikut dari Nabi Muhammad Salallahualihi Wasallam tentunya kita diharuskan mejalankan ibadah puasa agar diri dan hati kita menjadi bersih dari segala noda dan dosa. sebaliknya celakalah bagi orang yang tak melaksanakannya kerena nereka jahanam menantinya.

Pengertian puasa adalah sebuah dorongan dan tindakan yang harus kita lakukan sebagaimana yang telah dijalankan oleh Rasul dan kaumnya sebelum kita. Tapi dalam menuaikan ibadah puasa bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus saja, melainkan, dengan hati yang tulus, ikhlas dan tawakal kepada Allah SWT dengan maksud memperoleh kemulian dan ibadah puasa kita dapat diterima sehingga menjadi pahala yang bernilai di dunia dan akhirat.

Tak hanya itu, Dalam menunaikan ibadah suci itu juga kita diwajibkan menjalankan amalan-amalan lain diantaranya, membaca ayat suci alqur’an, shalat lima waktu, bersedekah dan lain sebagainya, dengan tujuan untuk mendapatkan nikmat Allah dan jauh dari pengaruh-pengaruh negatif yang dapat membatalkan ibadah puasa yang sementara kita jalani.

Namun, hal yang paling sulit dihadapi, dikendalikan dan dilepas oleh umat manusia ketika menjalankan ibadah puasa adalah “Hawa Nafsu”. Hawa nafsu merupakan musuh terbesar setiap umat manusia yang timbul dari dalam diri manusia itu sendiri, yang tanpa kita sadari hal itulah yang dapat menghancurkan dan menenjerumuskan umat manusia ke lembah dosa dan api neraka.

Hawa nafsu yang negatif sering kali muncul akibat faktor pergaulan dan lingkungan sehingga jin maupun seitan dengan mudah menggiring kita untuk melakukan kemaksiatan dan perbutan yang bertentangan dengan ajaran Allah SWT.

Terlebih saat memasuki bulan suci ramadhan dan menjalankan ibadah puasa, dibulan tersebut 1000 kali lipat hawa nafsu kita meningkat sehingga tak jarang orang-orang yang tak mempunyai pondasi iman dan taqwa yang kuat lalai dan merugi dengan melakukan perbuatan dosa saat berpuasa akibat hawa nafsu yang tak bisa dikendalikan.

Allah SWT, mengutuk jin dan setan serta akan melempar mereka kedalam api neraka dihari penghakiman nanti. Jin dan setan sudah siap menerima hal itu. Akan tetapi, yang perlu diketahui dan ingat dalam diri jin dan setan sudah berjanji dan bersumpah tak akan masuk kedalam neraka sendiri melainkan juga akan menjerumuskan umat-umat Allah swt ditempat yang sama dengan cara menghancurkan iman, takwa, akhlaq dan moral manusia melalui hawa nafsu.

Olehnya itu, memasuki bulan suci ramdhan ini yang dapat ditemui setahun sekali ini, Allah SWT memerintahkan kita untuk senantiasa berpuasa, beristiqfar, bertwakal, shalat dan mengamalkan ayat suci alqur’an serta amalan lainya supaya kita terhindar dari hawa nafsu yang jahat. Allah memberikan kita akal dan fikiran untuk bisa menceranah mana perbuatan baik dan buruk, mana yang dilarang oleh Allah, mana yang tidak agar jin maupun setan tak ada celah untuk masuk menggoda kita mengarahkan kejalan yang sesat terlebih dibulan suci yang penuh ampun ini.

Demikian sepenggal tulisan menyambut datangnya bulan suci ramdhan yang sebentar lagi kita jalani. Semoga kita menjadi orang-orang yang beruntung mendapatkan kenikmatan, hikmah dan karunia dibulan yang penuh berkah itu. Bulan puasa hanya sekali dalam setahun manfaatkanlah dengan baik dan benar momen tersebut untuk meraih pahala sebanyak banyaknya karena tahun yang akan datang belum tentu kita bisa menjankannya karena ajal tak ada yang mengetahui. (B)

 

Penulis :  Jefri Ibnu
Editor Tahir Ose