Pentingkah Full Day School?

La Ode Ashar
La Ode Ashar

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kebijakan yang dikeluarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi dengan ingin menerapkan kebijakan full day school (FDS) menimbulkan kontroversi di masyarakat.

Kebijakan yang digulirkan Muhadjir ini berupa semua siswa SD dan SMP, baik negeri maupun swasta, diwajibkan berada dalam sekolah 8 jam sehari, selama 5 hari dalam seminggu. Itu tertuang dalam Permemdikbud nomor 23 tahun 2017.

Ide mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu, sebenarnya seperti produk makanan baru yang tak mungkin langsung dapat diterima oleh lida semua orang. Karena selain masih baru, orang yang mengkonsumsi makanan itu bakal bertanya-tanya, bagaimana dengan kandungan gizinya? Apakah mengandung bahan pengawet? Dan banyak pertanyaan lainnya.

Lazimnya sebuah program pendidikan yang sudah ditunjang dengan peraturan menteri, maka program ini pun wajib dilaksanakan diseluruh wilayah negara kesatuan republik indonesia.

Tetapi kemudian muncul pertanyaan apakah program ini layak atau tidak diterapkan diseluruh daerah. Kota Kendari sebagai salah satu daerah yang sudah mulai menerapkan program FDS ini dibeberapa sekolah tidak serta merta berjalan dengan mulus.

Minimnya sarana dan prasarana pendukung di semua sekolah ditenggarai menjadi penghambat penerapan program FDS di Kendari. kemudian muncul menjadi sebuah masalah.

La Ode Ashar
La Ode Ashar

Menurut anggota komisi III DPRD Kota Kendari, La Ode Ashar, semangat dari program full day ini sangatlah baik. Yakni meningkatkan mutu pendidikan. Sayangnnya, ini tidak berbanding lurus dengan kesiapan sekolah sebegai penyelenggara pendidikan.

Dia menilai, tak semua sekolah di kota Kendari memiliki sarana yang memadai untuk menunjang program full day school. Karena ini merupakan tahun pertama pelaksanaannya, maka keterlibatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kendari tentu akan banyak dibutuhkan dalam mengevaluasi kelayakan program ini.

“Kami tentunya menginginkan program ini bisa berjalan dengan baik. Jadi meskipun sifatnya masih uji coba full day school ini kami inginkan mampu membentuk fondasi pendidikan yang baik di kota Kendari,”ujar La Ode Ashar, Sabtu (12/7/2017)

Kata dia, sebenarnya program FDS ini memiliki banyak keunggulan. Misalnya, siswa punya waktu lebih banyak untuk belajar dan memperdalam konten materi pelajaran dan proses pembentukan karakter akan lebih maksimal dilakukan.

Metode ini memungkinankan siswa dapat diawasi oleh guru dengan lebih baik. Termasuk pelansakaan program ekstra kurikuler di sekolah juga bakal lebih maksimal dalam mengasah bakat, minat dan potensi setiap siswa.

Jasmin Suryadi
Jasmin Suryadi

Ini dikemukakan oleh Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Sultra, Jasmin Suryadi. Kata dia, program FDS dapat memupuk keakraban antara guru dengan guru, guru dengan siswa serta siswa dengan siswa akan mendapat waktu yang cukup banyak.

Selain itu, orang tua juga tak perlu khawatir aka pengawasan anaknya. Apalagi bagi para orang tua yang bekerja kantoran.

“Tak hanya itu, tugas Pekerjaan Rumah (PR) juga bakal jarang membebani siswa. Karena semua tugas pelajar dituntaskan di sekolah,” tarang Jusmin Suryadi.

Namun dia tak memungkiri, penerapan FDS tentu akan berdampak pada kejenuhan siswa, lantaran jam belajar terlalu lama. Para siswa juga akan kelelahan.

Jasmin juga mengakui, program FDS memang menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Karena, arana-prasarana yang belum cukup menunjang untuk diterapkan di Kendari.

Dari sisi penganggaran, kata dia, sekolah harus menambah insentif bagi guru yg memimbing kegiatan ekstra. Ini juga akan berdampak pada meningkatnya kewajiban para orang tua untuk menambah nilai sumbangan mereka ke sekolah. Begitu pula bagi warga pra sejahtera yang ekonominya pas-pasan.

“Dari sisi transportasi, khususnya sekolah di desa dengan jarak tempuh yang sangat jauh dari rumah siswa, ini tentu mempersulit mereka. Karena terbatasnya alat transportasi,” katanya,

Namun di sisi lain, program FDS juga memberikan nilai positif bagi guru yang bersertifikasi. Sebab dengan jam belajar yang bertambah tiga jam setiap harinya, para guru itu dengan mudah dapat memenuhi kuota jam mengajarnya.

Abdul Muis, Guru SMP 1 Kendari mengungkapkan, FDS sangat membantu dirinya dari sisi pemenuhan jam mengajar. Sebab, jam sekolah reguler setengah hari seperti yang diterapkan selama ini membuatknya harus pontang-panting mencari jam mengajar diluar sekolahnya.

Dampak positif lainnya, kata Abdul Muis, kualitas pengajaran di sekolah dengan program FDS ini sangat baik. Utamanya pada target peningkatan mutu materi pengajaran yang diberikan ke siswa.

Untuk mensukseskan program ini, pemerintah mestinya terlebih dahulu memenuhi kebutuhan fasilitas semua sekolak, termasuk penyediaan sarana transportasi yang memadai.

Dispora Kota Kendari sebagai instansi teknis pendidikan di ibukota Sulawesi Tenggara tentunya harus melakukan evaluasi terhadap plus-minus proses program full day school ini.

Sartini Sarita
Sartini Sarita

Plt. Kepala Dispora Kota Kendari Sartini Sarita mengungkapkan, pihaknya saat ini akan terus menerus mengevaluasi kekurangan dari program ini. Baik dari segi sarana prasarana sekolah hingga sistem proses belajar mengajar.

“Kami menyadari masih banyak kekurangan dari proses pelaksanaan full day school ini. Terutama dari sisi sarana pra sarana sekolah. Jadi harus dilakukan evaluasi secara menyeluruh,” tuturnya.

Dari segi proses implementasi, kata dia, program FDS ini harus dikaji secara mendalam untuk menilai berbagai perspektif, utamanya terkait adaptasi kurikulum. Karena program ini harus tetap berdasar pada Kurikulum 2013 yang disepakati sebagai kurikulum nasional.

“Jika pelaksanaan program ini keluar dari bingkai Kurikulum 2013, justru akan kontra-produktif dengan visi peningkatan standar kualitas pendidikan,” imbuhnya.

Terlepas dari segala kontorversi itu, masyakat sebenarnya hanya menginginkan layanan pendidikan yang murah tapi berkualitas. Penerapan program FDS pun sepatutnya mempertimbangkan azas manfaat bagi masyarakat miskin. (A)

 

Reporter : M Rasman Saputra
Editor: Abdul Saban