ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) berpotensi mengalami cuaca ekstrem akibat peralihan cuaca pada periode 7 hingga 13 Oktober 2021.
Berdasarkan rilis Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat BMKG Pusat yang dikeluarkan pada Kamis, 7 Oktober 2021, selain Sultra, juga terdapat 22 wilayah lain yang posisinya sama seperti Sultra.
Wilayah tersebut yaitu Aceh, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat.
Lalu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
BMKG menjelaskan bahwa berdasarkan analisis curah hujan pada dasarian III September 2021, sebanyak 11,99 persen wilayah Indonesia sudah masuk musim hujan dan sebagian besar wilayah masih mengalami musim kemarau.
Berdasarkan analisis dinamika atmosfer, pada periode pekan ini dan potensi beberapa hari ke depan, fenomena gelombang Rossby Ekuatorial dan Gelombang Kelvin nampak aktif di sekitar Sumatra Selatan dan Jawa.
Gelombang ini adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah fase aktif yang dilewatinya.
Gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudera Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO, sedangkan pada Kelvin skala harian. Sebaliknya, fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudra Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia.
Sementara itu pola belokan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang dapat mengakibatkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan teridentifikasi masih terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Suhu muka laut dan anomali suhu muka laut juga terpantau masih hangat di sebagian besar perairan di Indonesia yang dapat mendukung peningkatan suplai uap air sebagai sumber pembentukan awan-awan hujan secara regional.
Dengan demikian, prediksi peluang hujan tinggi di atas 70 persen maka perlu kewaspadaan terhadap dampak potensi curah hujan tinggi dan potensi cuaca ekstrem.
Untuk itu, memasuki masa peralihan, transisi, atau pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan, masyarakat diimbau dapat lebih mewaspadai kejadian cuaca ekstrem seperti hujan es, hujan lebat dengan periode singkat, dan angin puting beliung dengan melakukan pemeriksaan sarana-prasarana, dan lingkungan di sekitarnya. (b)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati