ZONASULTRA.COM– Sepekan sebelum hari jadi Kabupaten Konawe yang ke-56 tahun, berbagai kegiatan mulai digelar Pemerintah Daerah (Pemda) Konawe untuk menyambut hari yang paling dinantikan setiap tahunnya, dengan mengusung tema Budaya Tolaki, pemerintah berharap agar cita-cita menjadikan salah satu daerah tertua di Sulawesi tenggara (Sultra) ini, untuk menjadi pusat atau efisentrum pelestarian budaya suku tertua di bumi anoa ini.
Pameran pembangunan yang dimulai sejak 24 Februari ini memamerrkan sejumlah benda-benda antik peninggalan nenek moyang terdahulu yang kini masih dijaga keberadaannya. Pembukaan pameran yang ditandai dengan Festival Tenunan Kain Adat Khas TOlaki menarik begitu banyak minat masyarakat untuk larut dalam kegembiraan menyambut HUT Konawe.
Masyarakat Konawe memang dikenal haus akan hiburan artis-artis ternama. Pemda rela merogok kocek dalam-dalam untuk memenuhi keinginan masyarakat dengan mendatangnkan beberapa artis ternama seperti Fitri Karlina, Ivhan (vocalis Seventeen) dan Cita Citata.
Fitri Karlina sendiri tampil menghibur masyarakat pada malam pembukaan pameran pembangunan, sementara dua artis lainnya tampil pada saat malam ramah tama HUT Kabupaten Konawe yang begitu meriah digelar 3 Maret 2016. Antusias masyarakat begitu tinggi, seperti dahaga panjang yang dihapuskan dengan air setetes. Hal itu terlihat banyak warga yang memadati halaman kantor Bupati Konawe, lokasi pusat pagelaran berbagai kegiatan.
“Kami ingin tampil beda dengan daerah lain, olehnya itu kami selaku pemerintah daerah sangat mengapresiasi antusias masyarakat dengan rela berbondong-bondong datang kesini (lokasi kegiatan) hanya untuk menyaksikan dan juga mengsukseskan perayaan HUT Kabupaten Konawe yang ke-56 ini,” kata Kery Syaiful Konggoasa usai kegiatan ramah tama, Kamis (3/3/2016).
Secara administratif Kabupaten Konawe sendiri merupaka wilayah yang berada di tengah-tengah antara beberapa Kabupaten lainnya, sehingga Pemerintah Daerah (Pemda) berencana untuk menjadikan daerah tersebut sebagai lokasi persinggahan dengan terus melakukan berbagai terobosan besar, seperti merubah wajah Taman Permata menjadi lokasi obyek wisata dalam kota, menjadikan pelataran kantor Bupati Konawe sebagai obyek kesehatan tempat berkumpulnya para pejalan santai di pagi maupun sore harinya.
Tidak hanya itu saja, Pemda kini sedang mengenjot pembangunan Laika’aha (rumah raja) yang dibangun berdampingan dengan raja Lakidende, dengan maksud mempermudah wisatawan yang berkunjung Ke Kabupaten Konawe saat berziarah di makam Lakidende bisa sekalian menikmati berbagai benda peninggalan yang nantinya akan disimpan di Laika’aha setelah pembangunannya rampung.
Wakil Bupati Konawe, Parinringi berharap dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjadikan Kabupaten Konawe sebagai daerah yang sangat diminati wisatawan, dengan menyiapkan segala sarana dan prasarana penunjang dengan terus mempercantik wajah Ibu Kota Kabupaten Konawe.
“Kalau semuanya sudah siap dengan baik, saya yakin Kabupaten Konawe akan menjadi tanah kerinduan bagi wisatawan yang berkunjung, dan ini berdampak positif pada kemajuan perekonomian masyarakat, tergantung cara masyarakat untuk memanfaatkan momen-momen itu agar bernilai rupiah,” ujar mantan Kabag Pembangunan itu.
Benda Antik Peninggalan Nenek Moyang Tolaki
Pameran pembangunan yang mengusung tema kebudayaan banyak menampilkan hal unik dan menarik, seperti yang ditampilkan Stan Pameran Kecamatan Abuki, dengan ragam keris pusaka yang dikalim sebagai peninggalan nenek moyang masyarakat Konawe yang memiliki berbagai kelebihan.
Beberapa keris pusaka yang ditampilkan di stan ini yakni, Keris Terapung, Keris Anti Kebal dan Keris yang dipercaya bisa meredam masalah. Keris Terapung sendiri menjadi pusaka yang banyak menarik perhatian pengunjung. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Konawe, Gusli Topan Sabara penasaran dan ingin melihat langsung khasiat keris tersebut.
“Ketika akan maju perang semua senjata pasukan terlebih dulu diasah dengan batu lonjong yang ukuran besarnya seperti telur ayam kampung. Gunanya, adalah untuk bisa melukai pasukan lawan yang punya ilmu kebal. Jadi, salah satu pusaka peninggalan perang dahulu adalah keris ini,” jelas Dermawan salah satu penjaga stan sembari menunjukkan keris tersebut.
Keris berukuran kecil yang diketahui milik Zainuddin ini diklaim sebagai warisan turun-temurun dari keluarganya. Jika dilihat secara saksama, benda mungil ini memiliki gagang mirip dengan penis buaya. Tidak hanya itu, keris tersebut bisa mengapung di atas air. Namun tidak satu orangpun yang mengetahui benda tersebut terbuat dari logam jenis apa.
Untuk keris yang dipercaya dapat melukai seseorang yang kebal dengan senjata apapun, diklaim pernah memenangkan peperangan antara Kerajaan Konawe dengan Kerajaan Bungku, bahkan pusaka yang satu ini konon memiliki batu asa khusus.
Pesan dan Kesan Masyarakat di Usia 56 Tahun Kabupaten Konawe
Diusia yang ke-56 tahun ini, masyarakat Konawe menitipkan harapan kepada pemimpin duet Kery Syaiful Konggoasa-Parinringi untuk bisa membawa nama Kabupaten Konawe bertengger di posisi paling teratas di tanah Sulawesi Tenggara, dengan terus melakukan perubahan, pembangunan yang merata serta pelayanan maksimal.
“Mudah-mudahan dengan usianya yang ke-56 tahun, Kabupaten Konawe terus maju, sejahtera dan berdaya saing. Jauh meninggalkan daerah lain dengan pembangunan yang merata disegala aspek, serta peningkatan pelayanan kesehatan yang baik, mulai dari pelayanan kesehatan sampai pelayanan pendidikan,” kata Trifena Melya Pogantung, warga Kecamatan Uepai.
Selain peningkatan pelayanan dan pembangunan yang merata, masyarakat Konawe juga memimpikan trofi Adipura yang menandakan daerah tersebut bersih dan asri, sebab Konawe dikenal memiliki tugu adipura, namun sejak beberapa tahun belakangan trofi itu tidak lagi berada di Kabupaten Konawe.
“Setiap warga memimpikan daerahnya itu bersih yang ditandai dengan penerimaan piala adipura, olehnya itu saya berharap diusia yang ke-56 tahun ini, Kabupaten Konawe bisa kembali meraih piala yang sangat bergengsi dari sisi kebersihannya, serta Konawe yang maju, Sejahtera dan berdaya saing,” ucap Marjan, warga Kecamatan Puriala.
Peryaan HUT Kabupaten Konawe kali ini banyak meninggalkan kesan di masyarakat, sebab tema yang diusung dinilai sangat bersentuhan langsung dengan adat istiadat Suku Tolaki, suku yang mendominasi daerah Kabupaten Konawe. Selain itu dengan tema tersebut menunjukkan tingginya kepedulian pemerintah akan kelestarian budaya tolaki yang merupakan identitas daerah tersebut.
“Dengan berbagai kegiatan yang digelar dalam rangkaian HUT Kabupaten Konawe ini, semuanya bersentuhan langsung dengan budaya kita yang kini mulai tenggelam seiring dengan berkembangnya zaman, ini adalah momen yang paling menarik, momen pertunjukkan bahwa siapa kita sebenarnya, dan bagaimana budaya kita yang harus tetap dijaga kelestariannya,” ujar Ameruddin, warga Kecamatan Abuki. (Adventorial)