ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia menggelar aksi unjuk rasa memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari ini, Jumat (28/10/2016). Mahasiswa mendesak agar seluruh warga negara asing (WNA) yang masuk di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) harus menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari.
Koordinator Aksi La Ode Muhammad Jaiyudin mengatakan, melalui semangat perayaan Sumpah Pemuda, mahasiswa dengan memegang teguh semangat para leluhur ingin melawan rasa ketidakadilan yang ada di daerah. Dimana tanpa d sadari masyarakat kembali terjajah dengan banyaknya warga asing yang masuk ke daerah tanpa adanya prosedur yang jelas.
“Warga asing yang masuk ke daerah kita seharusnya menguasai bahasa kesatuan kita dan harus diseleksi secara ketat, bukannya malah kita yang harus menguasai bahasa asing. Secara tidak langsung hari ini kita kembali terjajah,” tuturnya.
Pekerja di Sultra, lanjutnya, saat ini rata-rata dikuasai oleh pihak asing khususnya di bidang pertambangan. Padahal masih banyak masyarakat Sultra yang membutuhkan pekerjaan justru hanya mendapat dampak negatif dari keberadaan warga asing tersebut. Hal inilah yang membuat mereka mendesak pemerintah untuk mengusir seluruh warga asing yang ada di Sultra.
“Karena secara tidak langsung mereka menguasai kekayaan kita dan memploitasi bahasa kesatuan kita. Maka dengan ini kami menegaskan kepada pimpinan Nakertrans untuk kembali mengkroscek semua daftar nama-nama tenaga asing yang ada di Sultra. Kalau perlu bahasa Indonesia mereka semua harus dites,” ujarnya.
Selain menggelar aksi unjuk rasa, ratusan mahasiswa ini juga menampilkan pertunjukan teaterikal yang bercerita tentang penolakan penggunaan bahasa asing. Dengan berlatar belakang hal itu, mahasiswa ingin menunjukkan jika bahasa Indonesia wajib dikuasai orang asing yang masuk ke wilayah Indonesia, khususnya Sultra. (B)
Reporter: Randi Ardiansyah
Editor: Jumriati