Perusahaan Ini Sumber Bencana di Kabaena, Pemda Diam Saja

ZONASULTRA.COM, RUMBIA – PT. Trias Jaya Agung yang selama ini beroperasi di pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), dituding sebagai sumber bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di daerah itu beberapa waktu lalu. Meski begitu, Pemda setempat memilih diam dan tak melakukan tindakan apa-apa.

Hal ini pun membuat puluhan masyarakat Kabaena melakukan aksi unjukrasa menuntut penghentian aktivitas perusahaan tersebut dan meminta agar Corporate Social Rensponsibility (CSR) yang katanya bernilai 2 US dolar per ton yang diperuntukkan masyarakat Kabaena dipenuhi.
Para demonstran yang menamakan diri Aliansi Kabaena Bersatu yang dimotori Aziar dan Awal beserta puluhan massa lainnya melakukan aksi unjuk rasa ditiga titik yaitu Kantor Camat Kabaena, Lurah Teomokole Kabaena dan kantor PT Timah.
Salah satu pengunjuk rasa, Awal mengatakan CSR PT. Trias Jaya Agung yang bernilai 2 US dolar per ton yang selalu diagung- agungkan tersebut semuanya palsu.
“CSR itu bukanlah sumbangan dari perusahaan ke masyarakat, tetapi merupakan kewajiban mereka (PT Trias) yang harus dipenuhi, dan selama ini tidak ada yang tercapai,” kata Awal.
Menurut Awal, PT Trias Jaya Agung yang dimiliki dan dinahkodai putra daerah sendiri justru banyak menyisakan permasalahan dengan masyarakat, mulai dari pembebasan lahan dan royalti yang hanya janji-janji manis semata.
“Keresahan masyarakat ditambah dengan tidak dilakukannya rehabilitasi pasca tambang oleh perusahaan menjadi masalah serius. Pemerintah juga terkesan tutup mata dengan persoalan ini,” ujarnya.
Para pengunjukrasa menuntut PT. Trias dan Pt Timah Investasi Mineral untuk segera menghentikan segala bentuk aktivitas pertambangannya karena telah meresahkan masyarakat. Perusahaan juga diminta untuk segera menyelesaikan kewajiban dengan masyarakat, baik itu kompensasi tanah ulayat wita moito maupun kewajiban lainnya.
PT. Trias Jaya Agung didesak melakukan pembebasan lahan yang belum tuntas dan membongkar gorong- gorong baja yang melintasi sungai Lakambula serta merehabilitasi lahan pasca tambang karena endapan lumpur disaat musim hujan sudah mulai menjangkau pemukiman dan tanah longsor selalu menghantui masyarakat Rahampuu Kabaena. 
Koordinator Aksi, Aziar mengungkapkan, banjir beberapa waktu lalu yang melanda kelurahan Rahampu akibat tidak adanya rehabilitasi pasca tambang oleh PT. Trias Jaya Agung. 
“Banjir tersebut dikarenakan tertahannya aliran sungai Lakambula digorong- gorong baja milik PT Trias sehingga menyebabkan air di sungai tersebut enggenangi empat kecamatan diantaranya Kabaena, Kabaena Selatan, Kabaena Barat dan Kabaena Utara,” kata Aziar.
Hingga berita ini ditulis, managemen PT Trias Jaya Agung tidak dapat dihubungi.(Hasman)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini