ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Seorang petani di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), ditemukan tak lagi bernyawa di kebunnya pada Senin, (9/9/2019) pagi. Ia adalah Syahrir, kakek berusia 60 tahun yang ditemukan meninggal dunia di rumah kebunnya yang berada di Desa Wowota, Kelurahan Mangolo, Kecamatan Latambaga.
Salah satu saksi mata, Saharia (38) mengatakan awal dirinya mengetahui kejadian tersebut saat ia lewat di samping rumah almarhum untuk menyapa. Namun, kata Saharia, ketika ia memanggil namanya, Syahrir tidak menyahut dan tidak memberikan jawaban.
Ia memang biasanya memanggil nama almarhum ketika melewati rumah kebun itu. Dikarenakan tak ada jawaban Saharia kemudian tetap melanjutkan perjalanan menuju kebunnya sendiri.
Saharia penasaran tidak adanya sahutan dari Syahrir, sebab menurutnya almarhum biasanya membalas panggilannya. Ia lalu kembali turun ke rumah kebun almarhum dan kembali memanggil nama almarhum, tetapi tetap tidak mendapatkan sahutan balasan.
“Kalau dipanggil menyahut ji biasanya. Tapi ketika saya panggil-panggil almarhum tidak memberikan jawaban,” jelasnya di lokasi kejadian.
Saharia lalu membuka pintu rumah almarhum untuk mencari tahu keberadaannya. Namun, pintu rumah kebun milik almarhum terkunci. Ia lalu masuk melalui jendela samping. Ketika masuk, ia melihat Syahrir sudah meninggal dunia di atas kasur dalam kelambu. Melihat Syahrir sudah tak bernyawa, ia langsung memanggil tetangganya.
(Baca Juga : Lansia di Kolut Ditemukan Meninggal Sendirian di Dalam Rumah)
Saksi lainnya, Mawar (35) menambahkan saat mendapatkan informasi meninggalnya Syahrir, dengan segera ia menyampaikan kepada warga dan Bhabinkamtibmas Mangolo, Bripka Rusli. Ia melaporkan bahwa salah satu warga di desa tersebut meninggal dunia di rumah kebunnya.
Paur Subbag Humas Polres Kolaka, Bripka Riswandi mengatakan almarhum hanya tinggal sendiri di rumah kebun miliknya. Sebelum ditemukan meninggal dunia, almarhum memang memiliki riwayat penyakit hipertensi dan asam urat.
Jasad Syahrir yang ditemukan di rumah kebunnya, kata dia, diperkirakan telah meninggal sekitar dua hari. Sementara itu, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh almarhum.
“Keluarga korban tidak mau melakukan visum. Jasadnya hanya disuntik formalin saja karena akan dibawa ke Bulukumba,” ujarnya.
Setelah dilakukan evakuasi, jasadnya pun langsung dibawa ke Puskesmas Mangolo untuk selanjutnya dibawa ke kampung halamannya di Bulukumba, Sulawesi Selatan. (B)