ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Rencana Pemerintah Pusat melalui menteri perdagangan untuk melakukan impor beras cukup meresahkan bagi sejumlah petani di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra). Mereka menilai wacana impor beras ini bisa membuat harga gabah anjlok, terlebih dua bulan ke depan petani bakal melakukan panen padi.
Sarjo (45) petani Kecamatan Tongauna, mengaku khawatir dengan isu impor beras. Ia menilai langkah tersebut akan merusak harga pasar. Terlebih dalam waktu dekat para petani akan memasuki musim panen. Untuk itu, ia berharap agar pemerintah mengkaji ulang rencana impor beras tersebut, karena jika impor tersebut tetap dilakukan, petani yang akan dirugikan.
” Kamilah dirugikan. Kasihan kami para petani yang dirugikan kalau sampai impor beras. Apalagi saat ini untuk biaya tanam saja sudah mahal, pemerintah yang enak-enak masa kita terus yang dirugikan,” kesalnya
Senada dikatakan Erwin (40) petani Kelurahan Lawulo, Kecamatan Anggaberi, juga menyesalkan rencana impor beras yang akan dilakukan pemerintah. Dia beranggapan kebijakan pemerintah itu menjadi bukti bahwa pemerintah tidak peduli akan kesejahteraan hidup para petani.
“Kami tolak impor beras. Kami harap pemerintah segera membatalkan impor beras agar kesejahteraan petani dapat terwujud. Selain itu, hasil panen yang kami dapat, juga terserap keseluruhannya oleh pemerintah,” kesalnya
Lain halnya dengan Irwan (38) Warga Kecamatan Uepay, dikatakannya impor beras boleh saja dilakukan, tapi jangan merugikan petani. Karena dengan adanya impor beras tersebut maka harga gabah akan turun, untuk itu ia minta agar harga gabah bisa stabil dipasaran.
“Pemerintah harus bisa membantu petani dengan adanya bantuan bibit murah, alat pertanian serta pupuk yang tersedia. Selain itu juga pengairan harus baik seperti adanya bantuan sumur bor bagi petani jika musim kemarau,”tutupnya. (B)
Reporter : Dedi Finafiskar
Editor : Tahir Ose