ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pengembangan usaha peternakan di Kota Kendari tampaknya belum bisa maksimal. Pasalnya, pakan ternak di Ibukota Sulawesi Tenggara ini masih sangat tergantung dari pasokan daerah lain seperti dari Sulawesi Selatan dan pulau Jawa.
Salah seorang pedagang pakan ternak unggus di Kendari, Ahmad Zulkarnain mengatakan, pakan ternak dari jagung giling dan konsentrak (makanan ayam potong dan petelur) yang dijual selama ini 75 persen di pasok dari luar daerah.
Akibatnya ungkap Zulkarnain, bila terjadi keterlambatan pengiriman pakan ternak dari luar daerah ke Kota Kendari, harganya langsung melonjak tinggi. Kondisi ini tentunya berdampak pada pengembangan usaha peternakan yang dikembangkannya.
“Sebenarnya, pabrik pakan yang ada di Kota Kendari sudah beroperasi sejak 3 tahun yang lalu, namun hasilnya belum maksimal sehingga mau tidak mau, permintaan yang begitu besar dari konsumen harus didatangkan dari luar daerah,” jelasnya, di lokasi peternakannya, Sabtu (17/3/2018).
Senada dengan itu M Saleh peternak ayam lainnya menuturkan, pembelian pakan ternak dari luar daerah dengan produksi lokal selisinya cukup besar. Akibatnya biaya produksi yang pihaknya harus keluarkan jumlahnya menjadi sangat besar.
Harapannya, pemerintah Kota Kendari mampu menyikapi kendala yang dihadapi oleh para peternak. Sebab jika pakan sudah tidak lagi dipasok dari luar daerah maka pihaknya bernai menjamin akan bisa memenuhi kebutuhan daging ayam dan telor di Kota Kendari.
“Jujur saja kami sangat berharap pemerintah membangun industri pakan ternak yang produksinya lebih besar dari yang ada saat ini. Sebab dengan begitu kami peternak tidak lagi kesulitan mendapatkan pakan buat ternak kami,”tuturnya. (B)