ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Namanya unik, Pisang Ijo Boy kini menjadi bisnis kuliner kekinian bagi masyarakat kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Hamrun, pencetus bisnis itu mengatakan, penamannya yang unik tersebut berawal dari keisengannya meracik adonan menu pisang ijo di sebuah rumah kos-kosan di Lasusua, ibukota kabupaten Kolut.
“Saat itu, saya dibantu oleh anak didik yang semuanya adalah laki-laki. Disitulah muncul brand Pisang Ijo Boy,” kata Hamrul kepada awak ZONASULTRA.COM, Selasa (28/8/2018).
Pria asal keluran Lasusua ini membidik jenis Pisang Ijo dengan pertimbangan, kuliner yang terbuat dari bahan dasar pisang dan santan kelapa itu masih banyak tersedia di Kolut.
Dengan niatan yang kuat, dia bertekad menjadikan kuliner ini sebagai kunci penghasil rupiah. Tentu saja, tantanganya adalah bagaimana membuat penikmatnya menjadi ketagihan.
“Awalx kami hanya sekedar iseng-iseng saja meracik adonan dirumah kos-kosan, waktu itu kami jual hanya dari rumah ke rumah. Ternyata banyak orang yang suka, dan banyak juga yang kasih ide agar dibuat dalam bentuk per porsi,” kata Hamrun.
#Sudah Membuka 30 Cabang
Berawal dari kedai kecil di pekarangan rumahnya, bisnis Pisang Ijo Boy milik Hamrun kini merambah hingga di tiga puluh cabang di daerah itu.
“Awalnya saya produksi hanya 20 porsi per hari, dengan harga Rp10 ribu per porsinya. Tapi setiap hari selalu habis dipesan. Setelah buka kedai, kami produksi 100 sampai 200 porsi setiap hari. Dan ternayata habis juga, bahkan masih banyak yang pesan” jelasnya.
Melihat permintaan konsumen yang sangat tinggi itu, Pria yang juga berprofesi pelatih karate itu akhirnya berani membuka orderan dalam jumlah besar.
Ekspansi pasarnya dia lakukan dengan menggunakan media sisial.
Tak heran, peminatnya pun semakin hari kian banyak. Karena selain rasanya yang berbeda dari pisang ijo pada umumnya, bentuk dan kemasan Pisang Ijo Boy juga lebih besar. Belum lagi warna avocado yang menawan. Tak ayal, banyak orang yang ingin mencobanya.
“Sekarang, produksinya meningkat menajdi 300 hingga 500 porsi per hari dengan omset jutaan rupiah,” imbuhnya.
Berbekal pengalaman tentang trik menjaga cita rasanya, akhirnya beberapa pelanggannya menawarkan diri untuk membuka cabang di luar kota Lasusua, bahkan sampai ke Sulawesi Selatan (Sulsel).
Metodenya, mereka menggunakan paket khusus. Setiap member diberikan pelatihan tersendiri bagi yang membuka cabang baru .
“Khususnya Sulsel sudah 8 cabang, baik itu di Malili sampai Palopo. Kita lakukan pelatihan pengolahan adonan, utamanya santan dan sausnya agar rasanya sama,” katanya.
Kata dia, rahasia resep dari Pisang Ijo Boy ini terletak pada takaran bahan baku dalam adonan. Jika jumlahnya berbeda akan mengganggu rasanya. Dan tak kalah penting, Hamrun selalu mengutamakan kebersihan dan tidak mau menggunakan bahan pengawet.
Hingga kini, usaha Pisang Ijo Boy miliknya sudah membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga di Kolut. Dimana pusat produksinya sudah memperkerjakan 8 orang karyawan dengan memamfaatkan warga sekitar.
Kedepan, Hamrun berencana menjadikan Pisang Ijo Boy itu sebagai oleh-oleh khas asal Kolaka Utara. (C)
Reporter : Rusman
Editor : Abdul Saban