Pj Bupati Mubar Klaim Harga Bahan Pokok Terpantau Stabil

116
Pj Bupati Mubar Klaim Harga Bahan Pokok Terpantau Stabil
Operasi Pasar - Penjabat (Pj) Bupati Mubar, Bahri bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melakukan operasi pasar yang ada di tiga wilayah besar di Mubar, yakni Lawa Raya, Tiworo Raya dan Kusambi Raya, Sabtu (12/11/2022). (Kasman/ZONASULTRA.ID).

ZONASULTRA.ID,LAWORO – Penjabat (Pj) Bupati Mubar, Bahri bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melakukan operasi pasar yang ada di tiga wilayah besar di Mubar, yakni Lawa Raya, Tiworo Raya dan Kusambi Raya, Sabtu (12/11/2022). Operasi pasar ini dilakukan dalam upaya pemerintah menekan inflasi daerah.

Pada operasi pasar yang dilakukan di Pasar Rakyat Sukadamai (SP 2), dan Pasar Sinar Surya mewakili Tiworo Raya. Kemudian, pasar rakyat Guali mewakili Kusambi Raya dan selanjutnya pasar Matakidi mewakili wilayah Lawa Raya.

Bahri menjelaskan, bahwa operasi pasar yang dilakukan hari ini adalah sebagai tindaklanjut dari arahan Presiden Joko Widodo dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian serta Gubernur Sultra, Ali Mazi dalam rangka penanganan inflasi daerah.

Kata Direktur Perencanaan Anggaran Daerah, Kemendagri ini, berdasarkan hasil operasi pasar yang dilakukan ada dua pola yang terjadi di Mubar dan secara garis besar sembilan bahan pokok itu tidak mengalami kenaikan harga (stabil/normal).

Lanjut dia, harga bahan pokok cenderung stabil karena semua bahan pokok berasal dari Mubar misalkan tomat, telur dan bawang.

“Semua komoditi sembilan bahan pokok harganya stabil. Misalkan telur, setiap pasar yang kita datangi harganya Rp52 ribu per rak,” katanya.

Ia mengungkapkan setelah melakukan operasi pasar, didapati Mubar nyatanya bisa memproduksi hasil pertanian untuk menutupi bahan pangan di setiap pasar yang ada di Mubar sehingga harga pangan cenderung stabil.

Kemudian, ia juga menemukan dari rantai pemasok bahan pangan mulai dari produsen, distributor hingga ke pengencer ada perlakuan harga yang tidak naik dengan mengurangi keuntungan.

“Jadi, kita lihat ini para pedangan di pasar cuman menjual bahan pokoknya tidak mengambil keuntungan yang banyak. Seperti mereka membeli telur, Rp50 ribu per rak dan mereka jual di pasar Rp51 ribu. Keuntungan mereka cuman mengambil seribu rupiah dan harga cenderung stabil,” tuturnya.

Kendati demikian, Bahri tidak menampik bahwa di setiap pasar yang dikunjunginya memang ada perbedaan harga.

Misalkan komoditi bawang, di wilayah Tiworo Raya harganya Rp32 ribu. Di Kusambi itu ditemukan harga bawang sekitar Rp33 ribu dan di Lawa Raya capai Rp35 ribu.

Begitu juga dengan telur, di Tiworo raya Rp52 ribu, di Kusambi Raya Rp53 ribu dan Rp55 ribu. Sedangkan untuk minyak goreng merek bimoli, di Tiworo harganya capai Rp42 ribu dan di Kusambi dan Lawa itu harganya capai Rp43 ribu sampai Rp44 ribu per dua liter.

Untuk itu, dalam mengendalikan inflasi daerah akibat kenaikan BBM, pihaknya akan melakukan operasi pasar murah di tiga wilayah besar secara serentak dalam dua bulan terakhir ini.

Kata dia, pada pasar murah ini akan melibatkan para distributor di masing-masing wilayah.

“Jadi, kita (Pemda) membeli bahan pokok ke para distributor sesuai harga di pasar. Kemudian, kita menjual dengan harga murah ke masyarakat. Contohnya, telur kita beli Rp52 ribu per rak, nanti kita jual di masyarakat Rp25 ribu hingga Rp30 ribu,” ungkapnya.

Secara teknis Pemkab Mubar akan membagikan kuota di masing-masing desa. Pihak desa yang menentukan dengan sasaran masyarakat menengah ke bawah. (C)

 


Kontributor : Kasman
Editor: Ilham Surahmin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini