Pj Bupati Mubar Minta Lion Air Buka Rute Bandara Sugimanuru-Haluoleo

1264
Pj Bupati Mubar Minta Lion Air Buka Rute Bandara Sugimanuru-Haluoleo
Lion Air - Pj Bupati Mubar, Bahri didampingi Sekda Mubar, LM Husein Tali, Kepala Bandara Sugimanuru, M Khusnudin, Kadis Perhubungan Mubar, Bakhrun Laemaka Siharis saat mengunjungi kantor pusat maskapai penerbangan Lion Air, Rabu (2/8/2023). (Foto istimewa).

ZONASULTRA.ID, LAWORO – Penjabat (Pj) Bupati Mubar, Bahri bersama Kepala Bandar Udara (Bandara) Sugimanuru, M Khusnudin mengunjungi kantor pusat maskapai penerbangan Lion Air, Rabu (2/8/2023).

Dalam kunjungannya tersebut, Bahri meminta dukungan konektivitas transportasi udara dan penambahan rute penerbangan Bandara Sugimanuru, Mubar, ke Bandara Haluoleo, Kendari.

Sejauh ini, Bandara Sugimanuru baru melayani penerbangan Wings Air dengan rute Muna Barat – Makassar.

“Alhamdulillah, kita (Pemkab Mubar) bersama Kepala Bandara Sugimanuru, M Khusnudin dan Kepala Dinas Perhubungan Mubar, Bakhrun mengunjungi kantor pusat maskapai Lion Air. Kami meminta dukungan konektivitas transportasi udara, terutama penambahan rute yakni Mubar-Kendari,” kata Bahri dihubungi melalui telepon selulernya.

Direktur Perencanaan Anggaran Daerah Kemendagri ini mengatakan, menindaklanjuti arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) bahwa pemerintah daerah diminta melakukan langkah-langkah di antaranya agar pemerintah daerah ikut serta dalam menstabilkan harga tiket. Kemudian, pemerintah daerah memberikan subsidi kepada penyedia jasa transportasi.

Selain itu, pemerintah daerah diharapkan ikut serta dalam mempromosikan atau memasarkan rute-rute penerbangan yang ada di wilayahnya.

Selanjutnya, menerbitkan Surat Edaran (SE) agar mendukung dan mendorong partisipasi semua komponen masyarakat untuk menggunakan transportasi udara serta meminta forkopimda, pemda dan swasta berkomitmen untuk melaksanakan perjalanan dinas, bisnis, wisata dan usaha lainnya dengan mengutamakan penggunaan transportasi udara.

Kemudian, pemerintah daerah dapat mendukung penyiapan lahan dan sarana prasarana dan melakukan upaya koordinasi dengan pihak pertamina dalam rangka menstabilkan harga avtur.

“Penerbangan udara juga menyebabkan naiknya angka inflasi di daerah yang menyebabkan biaya ekonomi tinggi akibat naiknya harga avtur. Untuk itu, kami siap mendukung apa yang menjadi arahan dari pemerintah pusat dalam hal ini Mendagri,” ungkapnya.

“Kita (Pemkan Mubar) dituntut untuk turut berperan aktif dalam menjaga keberlangsungan operasional penerbangan dengan memastikan tingkat keterisian penumpang, pemberian insentif, subsidi, dan atau bentuk lainnya yang dilakukan sesuai dengan mekanisme dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga konektivitas antar wilayah tetap dapat terjaga,” tambahnya.

Bahri menambahkan, terkait alasannya meminta penambahan rute penerbangan Mubar-Kendari karena tingginya mobilitas penumpang. Apalagi, arus mobilitas tinggi penumpang dilihat dari penumpang kapal cepat pagi, kapal cepat sore, kapal malam yang begitu padat, belum ditambah dengan kapal feri Tampo-Turobulu tiga kali sehari dan perahu-perahu tradisional yang mengantar pengguna jasa ke Kendari.

Sementara itu, Manager Area Indonesia Barat Maskapai Lion Air, Helmi menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada Pemkab Mubar.

Kata dia, pelayanan bandara UPB Sugimanuru saat ini terdapat maskapai penerbangan Wings Air, group Lion Air yang melayani rute Makasar-Muna Barat- Makasar yang jadwalnya 3 kali seminggu.

Kata Helmi, maskapai penerbangan melakukan efisiensi dan lebih selektif dengan menghentikan operasi hari yang disebabkan tingkat keterisian penumpang dan beban operasional yang tinggi.

Selanjutnya, untuk kepastian penerbangan maskapai Wings Air membutuhkan jaminan block seat dengan harga kekinian pasca naiknya avtur yang mendekati TBA dengan satu rangkaian penerbangan dari Makasar-Muna Barat-Kendari-Muna Barat-Makasar dengan jaminan seat 50 setiap penerbangan.

Adapun hasil pertemuan dan koordinasi antara Pemkab Mubar danaskapai Lion Air Grup yakni, pertama model pembiayaan ada dua model yaitu model nonstimulus/insentif yaitu forkopimda dan semua stakeholder berkomitmen melaksanakan perjalanan dengan menggunakan transportasi udara serta model stimulus/insentif dengan pemda memberikan subsidi biaya operasi pesawat (BOP) dengan menjamin sejumlah tertentu tempat duduk yang terjual (block seat).

Kemudian menentukan jumlah seat minimum (BEP Prop: 100 LF) untuk setiap trip/sektor, menentukan jaminan seat pada trip tunggal (one way/satu arah) atau trip gabungan (pulang/pergi).

Selanjutnya menyepakati besaran tarif yang akan digunakan sebagai harga satuan subsidi, menyepakati jumlah frekuensi penerbangan, menyepakati besaran jaminan deposit dan besaran top up (tambahan jaminan deposit, melakukan rekonsiliasi data manifest terhadap data aktual passanger board.

Berdasarkan pembahasan dan penjelasan rapat menyepakati bahwa maskapai Lion Air akan menghitung kembali metode simulasi perhitungan penerbangan dan akan menghubungi Pemkab Mubar untuk kembali rapat bersama setelah tanggal 17 Agustus 2023 dengan pihak Lion Air akan menghubungkan PIC Dinas Perhubungan Mubar dan UPB Sugimanuru akan menginisiasi rapat bersama 3 Pemda pengguna Bandara Sugimanuru yaitu Kabupaten Muna, Muna Barat, Buton Tengah, termasuk Buton Utara untuk mengkoordinasikan kebijakan dukungan konektivitas transportasi udara. (B)

Kontributor: Kasman
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini