ZONASULTRA.COM, BURANGA – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Buton Utara (Butur) belum memiliki unit transfusi darah (UTD). Jika ada pasien yang membutuhkan kantong darah masih harus didatangkan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kendari atau Baubau.
Hal ini diungkap Kepala Markas PMI Butur, Khaidhar Ma’ruuf, saat ditemui di kegiatan donor darah di Aula Dinas Kesehatan setempat, Kamis (19/9/2019).
Kata dia, hingga kini PMI Butur belum bisa menyediakan ataupun mendistribusikan darah ke fasilitas pelayanan kesehatan, dikarenakan UTD belum tersedia. Untuk memenuhi kebutuhan pasien yang membutuhkan darah, sejauh ini pihaknya hanya bisa memfasilitasi permintaan saja. Baik itu ke PMI Kendari atau Baubau.
“Rata-rata di markas palang merah itu, ibu, keluarga pasien, cari darah ke kita. Kita belum bisa menyiapkan itu. Hanya kita bisa memfasilitasi untuk mencari darah,” ungkap Khaidhar.
Menurutnya, ketersediaan pasokan darah ini memang sangat penting untuk dipikirkan, karena menyangkut keselamatan nyawa manusia. Tidak menutup kemungkinan, kebutuhan akan transfusi darah ini datang secara tiba-tiba dan bersifat mendesak.
(Baca Juga : PMI Berhasil Kumpulkan 96 Kantong Darah di Butur)
“Ini salah satu kekhawatirannya juga kita, tentang orang yang mau operasi, baru tidak ada darah,” ungkapnnya.
Untuk itu, pihaknya menaruh harapan, agar unit transfusi darah ini bisa tersedia di PMI Butur. Soal sumber daya manusia, lanjut Khaidhar, saat ini PMI Butur sudah punya petugas laboratorium, plus banyak relawan yang bisa dilatih.
Khaidhar memperkirakan, anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan alat UTD ini di kisaran angka Rp. 2,5 miliar.
Ketua PMI Butur, Ramadio, mengakui kondisi ini memang sangat penting dan patut untuk dipikirkan bersama. Kata dia, untuk wilayah Butur, sudah seharusnya ada persiapan darah.
Hal ini mengingat, jarak tempuh menuju Kota Kendari maupun Baubau atau sebaliknya, cukup jauh dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Sementara, pasien yang membutuhkan, bisa saja sifatnya mendesak.
“Seyogya bahwa memang harus ada di Buton Utara, sehingga kita tidak harus lari ke Kendari, atau di Baubau, karena jarak wilayah kita yang sangat jauh,” tuturnya.
Sebagai wakil bupati, Ramadio berkata, dalam waktu dekat ia akan menyampaikan hal ini kepada Bupati Butur, Abu Hasan. Sebab pengadaannya nanti, akan dibebankan pada APBD daerah setempat. Ia berharap, tahun 2020, sudah bisa terealisasi.
“Yang jelas ini memang menjadi salah satu program yang memang harus diprioritaskan. Karena sangat penting,” ujar dia.
Ramadio menambahkan, Pemda Butur tidak akan abai dengan hal-hal penting seperti ini. Karena pada prinsipnya, pemerintah selalu hadir untuk menjawab setiap permasalahan yang dihadapi masyarakatnya, tidak terkecuali persoalan yang berhubungan dengan kesehatan. (b)