ZONASULTRA.COM, DENPASAR – Bali itu ikon pariwisata Indonesia. Apa pun yang menimpa Bali, akan berdampak panjang bagi nama pariwisata Indonesia, karena 40% wisman masuk ke Tanah Air melalui pintu Bali. Karena itu, baik Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Kapolda Bali Irjen Pol Dr. Petrus R Golose kompak, serius mengurus kondusivitas Bali.
Karena itu pula, di saat menjalani “ujian” dengan Gunung Agung Bali yang sedang aktif itu, pihaknya sangat serius mempersiapkan safety and security. Rasa keamanan dan kenyamanan merupakan hal penting yang dibutuhkan wisatawan dalam berlibur.
Kapolda Petrus R Golose mengatakan, Polda Bali telah menyiapkan 13 ribu personel. Seluruhnya sangat siap jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk membantu masyarakat termasuk juga wisatawan.
Polda Bali juga akan mengerahkan seluruh kemampuan yang ada di jajarannya untuk bersama-sama mengamankan Pulau Dewata dari ancaman bencana alam.
“Polda Bali siap mengerahkan 13 ribu personel untuk membantu masyarakat serta wisatawan,” ujar Petrus.
Kapolda mengatakan, pihaknya selalu memprioritaskan keselamatan masyarakat serta wisatawan. Di saat erupsi Gunung Agung mulai terjadi, ia langsung memerintahkan personel, kepala biro operasi dan jajaran, serta Dansat Brimob dan jajaran untuk konsolidasi. Sekaligus melihat bagaimana bisa membantu masyarakat dan wisatawan dalam melakukan evakuasi.
“Saya juga secara visual memerintahkan Kapolres Karangasem dan kapolres-kapolres di sekitar Gunung Agung untuk melihat secara visual dampak yang ditimbulkan daripada erupsi Gunung Agung yang terjadi,” ujarnya.
Dalam melaksanakan tugasnya, para personel kepolisian, ujar Kapolda selalu berpegang teguh pada fungsi dan tugasnya untuk melindungi dan mengayomi masyarakat. Karena itu personel polisi wanita pun diterjunkan ke lokasi-lokasi yang dianggap perlu.
“Saya bangga terhadap Polwan yang sangat humanis membantu para wanita dan juga pengungsi anak-anak di lapangan,” ujar Kapolda.
Mereka, lanjut Kapolda, dengan tulus melakukan pelayanan sebagai pengayom dan pelindung masyarakat. “Walau dalam suasana terbatas, Polwan bisa melaksanakan sebaik-baiknya,” ujar Kapolda.
Jika erupsi terjadi, jajaran Polda Bali siap sepenuhnya bekerja sama dengan pihak-pihak terkait. Seperti BNPB, Basarnas, unsur TNI dan pemerintah setempat.
“Saya akan mengerahkan seluruh kemampuan yang ada di jajaran Polda Bali untuk bersama-sama mengamankan Bali, Pulau Dewata ini dari ancaman bencana alam,” ujarnya.
Selain itu, yang tidak kalah penting, pihaknya juga membantu pemerintah daerah melakukan sosialisasi sehingga aktivitas vulkanik Gunung Agung tak menimbulkan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat.
“Saya imbau masyarakat jangan mempercayai serta menyebarkan berita hoax mengenai Gunung Agung. Percayakan pada kami yang ada di lapangan. Pemda dan Polda serta seluruh pemangku kepentingan di Bali selalu memantau perkembang detik demi detik. Aktivitas masyarakat masih normal, Bali masih aman untuk dikunjungi,” jelasnya.
Bahkan pada 5 Desember kemarin Polda Bali menggelar kegiatan olah raga bersama di Kebun Raya Eka Karya Bedugul. Kegiatan tersebut sekaligus sebagai kampanye atau menandakan bahwa Bali benar-benar aman dikunjungi.
Sementara Kapolres Karangasem, AKBP I Wayan Gede Ardana mengatakan, pihaknya akan menjadi yang terdepan dalam memberikan rasa keaman dan kenyamanan (safety and security) bagi masyarakat maupun wisatawan. Terutama di area sekitar Gunung Agung.
Salah satunya adalah tetap memfungsikan Polres Karangasem selama 24 jam. “Di Polres Karangasem kami mensiagakan anggota kami. Walaupun instasi lain telah meninggalkan kantornya dari Karangasem,” ujar I Wayan Gede Ardana.
Setiap harinya, petugas yang dibagi ke dalam tiga tim, melaksanakan patroli ke wilayah-wilayah yang ada di Karangasem.
“Selain patroli rumah-rumah yang ditinggalkan pengungsi, juga pengungsian. Serta juga menyisir wisatawan yang terkadang penasaran dengan aktivitas Gunung Agung,” jelasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan secara umum standar keamanan dan keselamatan Indonesia secara umum, bagus. Jauh lebih bagus dibandingkan tahun tahun sebelumnya. Baik dari cepat tanggap sampai ke pemulihan atau recovery.
Sejak bom dekat pos Polisi Thamrin, Jakarta lalu, standar pengamanan terhadap terorisme pun semakin kuat. Proses recovery hanya 5 jam. Bahkan Presiden Jokowi sendiri turun tanpa pengamanan ketat, tanpa rompi antipeluru, di Jalan Thamrin pukul 17.00 an.
“Itu menunjukkan bahwa aman! Security kita sangat bagus. Sama dengan soal keselamatan, Basarnas dan BNPB tidak berhenti agar menjauh dari erupsi Gunung Agung. Tetapi anjuran resmi pemerintah itu tidak banyak berdampak. Orang pede saja mencari foto yang spektakuler dan monumentak,” kata dia.
Bali memang masih dalam status awas level 4. Belum turun, belum berubah, karena itu wisatawan yang berada di Pulau Dewata tetap harus waspada dan hati-hati. Jangan terlalu berani dekat pusat erupsi.
“Saya selalu menggunakan global standard, apa yang dilakukan UNWTO itulah yang kita pakai. Nah, selama status masih belum turun, kode etik yang berlaku di dunia, semua materi promosi harus dihentikan. Website Kemenpar diubah menjadi darksite!, kita tidak boleh menginvite wisatawan,” jelas Arief Yahya.
Namun, publik, masyarakat, komunitas, boleh memposting suasana yang ada di Bali. Dan itulah yang terjadi, bahwa di media sosial, suasana di Pulau Dewata itu sangat normal, sangat comfortable, sangat pariwisata.
Mengapa mereka tetap datang ke Bali dan Lombok? Jawabannya sudah jelas, #SafetyAndSecurity di Bali makin baik. Makin terpercaya, karena itu mereka merasa leluasa berada di kawasan yang semestinya tidak diperkenankan. (*)