Polisi Tewas Tertembak di Buton, Kapolda Himbau Masyarakat Jaga Keamanan

Brigjen Pol Iriyanto kapolda sultra
Brigjen Pol Iriyanto

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pasca insiden tewasnya polisi dari Polsek Sampoabalo karena mengamankan siswa tawuran di Desa Gunung Jaya Kecamatan Siotapina Buton pada Selasa (31/7/2017), Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Pol Iriyanto langsung menggelar pertemuan dengan masyarakat dan pemerintah daerah (pemda) setempat.

Jenderal polisi bintang satu itu mengimbau agar masyarakat Gunung Jaya maupun tokoh masyarakat Sampoabalo dapat bersama-sama menjaga keamanan sekolah yang merupakan tempat mencerdaskan anak bangsa. Kerjasama antar desa harus terjalin dalam rangka menjaga keamanan sekolah.

(Berita Terkait : Anggota Polres Buton Tewas Tertembak)

“Para orang tua jangan terprovokasi serta ikut-ikutan dalam masalah anak sekolah. Diharapkan kepada orang tua serta tokoh masyarakat agar kejadian tawuran tidak terjadi lagi serta cari solusi untuk menyelesaikan permasalahan antara masyarakat Gunung Jaya dan masyarakat Sampoabalo,” kata Iriyanto ketika bertemu masyarakat di Mako Polsek Sampoabalo, sebagaimana pers rilis yang diterima Zonasultra.com.

BACA JUGA :  Begini Kronologi Kasus Penganiayaan Ketua DPRD Kolut Berdasarkan Rekonstruksi

Lanjut dia, tokoh masyarakat dapat membuat aturan adat agar mengikat para masyarakat untuk tidak berbuat pelanggaran. Pencegahan tawuran dapat juga dilakukan dengan melarang masyarakat untuk mengkonsumsi minuman keras dan membawa senjata tajam.

Pertemuan itu dihadiri Kapolres Buton, Ketua DPRD Buton, Sekda Buton, pihak Kodim 143, Camat Sampuabalo dan tokoh masyarakat Sampuabalo dan tokoh masyarakat Gunung Jaya.

Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhardt mengatakan, dalam pertemuan itu ada permintaan tokoh masyarakat gunung jaya maupun tokoh masyarakat Sampibalo yang perlu jadi catatan pihak terkait. Pertama, mereka meminta kepada Sekda Buton agar pagar sekolah segera dibangun untuk menghindari tawuran karena para siswa sekolah itu sering berkeliaran di luar sekolah.

BACA JUGA :  Penjual Daging Ini Curi Ternak Warga Lalu Dijual Lagi

“Mereka juga meminta adanya Satpam sekolah dari Desa Gunung Jaya dan Desa Sampoabalo. Kemudian agar pemerintah daerah segera membentuk organisasi lintas kerukunan Kabupaten Buton untuk menampung masukan atau masalah dari segala jenis etnis kebudayaan di wiayah Buton,” kata Harry melalui pesan Whatsapp.

Sebelumnya, terjadi tawuran antar sesama pelajar SMA 2 Siotapina hingga menimbulkan korban jiwa dari personil Polsek Sampuabalo Brigadir Sanusi saat melaksanakan pengamanan dan berupaya melerai tawuran tersebut, Sanusi terkena peluru nyasar dari rekan sesama polisi. (A)

 


Reporter : Muhamad Taslim Dalma
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini