Prodi Kesmas UMW Kendari Lakukan Field Laboratory di Desa Nii Tanasa dan Desa Besu

15
Prodi Kesmas UMW Kendari Lakukan Field Laboratory di Desa Nii Tanasa dan Desa Besu
Field Laboratory yang dilakukan oleh Prodi Sarjana Kesmas UMW Kendari.(Istimewa).

ZONASULTRA.ID, KENDARI – Program Studi (Prodi) Sarjana Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari melakukan field laboratory di dua desa binaan yang berada di wilayah pesisir dan pertambangan yaitu Desa Nii Tanasa dan Desa Besu Kabupaten Konawe pada 13 dan 14 November 2023.

Ketua Program Studi (Kaprodi) Sarjana Kesmas UMW Kendari Erwin mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan oleh 5 orang dosen di tiap desa melibatkan 10 orang mahasiswa sarjana Kesmas UMW Kendari dan 30 peserta serta para kades setempat. Kata dia, kegiatan itu merupakan kegiatan tahunan Prodi Kesmas kerja sama dosen dan melibatkan mahasiswa.

“Selain bentuk tindak lanjut dari MoU antara Prodi Kesmas dengan desa binaan, juga sebagai bentuk intervensi dari identifikasi masalah yang berpotensi tinggi terjadi di wilayah pesisir dan pertambangan, khususnya Desa Nii Tanasa dan Desa Besu,” tuturnya via pesan Whatsapp pada Jumat (8/12/2023).

BACA JUGA :  HBI ke-74, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kendari Salurkan Sembako di 3 Lokasi

Adapun pemateri dalam kegiatan tersebut, yaitu Andi Mauliyana, Sitti Marya Ulfa dan Ld. Muhammad Yasmin. Sementara untuk pelatihan komposter diisi oleh Fitri Yanti bersama Muh. Ikhsan Akbar.

Erwin menjelaskan bahwa kegiatan field laboratory desa binaan tersebut mengusung tema edukasi masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan di wilayah pesisir dan pertambangan yang terbagi atas 3 intervensi, yaitu edukasi terkait literasi penyakit ISPA, pengolahan sampah serta memberikan pelatihan kepada kader dan masyarakat.

Prodi Kesmas UMW Kendari Lakukan Field Laboratory di Desa Nii Tanasa dan Desa Besu
Field Laboratory yang dilakukan oleh Prodi Sarjana Kesmas UMW Kendari.(Istimewa).

Dalam kegiatan itu juga dilatih agar bagaimana masyarakat bisa mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos dengan memanfaatkan barang bekas seperti cat ember sebagai wadah pembuatan komposter.

BACA JUGA :  HKTI Sultra Silaturahmi di Pondok Pesantren Shohibul Quran Kendari

Selain itu, Prodi Kesmas juga membuat papan informasi terkait bahaya sampah anorganik yang sulit terurai seperti kaleng bekas, sterofoam minuman kemasan dan lainnya.

Kata Erwin, pihak Prodi berharap setelah dilaksanakannya kegiatan tersebut, masyarakat bisa memahami apa saja yang menjadi penyebab tingginya kasus ISPA di wilayah pesisir dan pertambangan.

“Kami harap juga masyarakat dapat memahami cara memilah sampah anorganik dan organik agar mudah dijadikan pupuk kompos dan tidak lagi membuang sampah sembarangan dan membakar sampah,” tuturnya. (B)

Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini