Prodi Sarjana Kesmas UMW Dorong Kesadaran Warga Tombawatu Soal Bahaya Rokok dan Pola Makan Bergizi

81
Prodi Sarjana Kesmas UMW Dorong Kesadaran Warga Tombawatu Soal Bahaya Rokok dan Pola Makan Bergizi
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Sarjana Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari mendorong kesadaran warga Desa Tombawatu, Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe perihal bahaya rokok dan pentingnya pola makan yang bergizi. (Istimewa)

ZONASULTRA.ID, KENDARI – Mahasiswa Program Studi (Prodi) Sarjana Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari mendorong kesadaran warga Desa Tombawatu, Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe perihal bahaya rokok dan pentingnya pola makan yang bergizi.

Dosen Pemimbing Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) II Prodi Sarjana Kesmas Leniarti Ali mengatakan, berdasarkan hasil pendataan awal ditemukan sebagian besar warga desa umur produktif merupakan perokok aktif. Sehingga dilakukan intervensi fisik penyuluhan bahaya rokok yang tidak terkendali.

Kemudian, dari kecamatan setempat ada program pencegahan stunting, namun karena tidak ditemukan adanya kasus di wilayah tersebut, pihaknya memberikan penyuluhan untuk pola makan anak dan asuh balita yang respondennya merupakan ibu yang sedang hamil dan yang sudah menikah.

Hal itu menjadi perhatian, karena kesadaran masyarakat di sana dalam memenuhi asupan makanan masih rendah.

Ia menyebutkan, mayoritas lebih mementingkan menjual ikannya dibandingkan makan ikan dan mereka lebih memilih makan dengan indomie.

“Disini mayoritas nelayan, dan mereka lebih pilih ikannya dijual dan setelah dijual mereka lebih memilih makan indomie. Padahal kan bisa membeli makanan yang lebih bergizi,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, selain laki-laki di desa tersebut juga terdapat kaum perempuan yang mengkonsumsi rokok.

Kata dia, hal tersebut disebabkan kurangnya pemahaman warga desa perihal bahaya rokok. Selain itu merokok sudah menjadi kebiasaan.

Menurutnya, untuk merubah kebiasaan itu sangat sulit. Tapi setidaknya melalui PBL II mahasiswa dapat memberikan penyuluhan dan masyarakat tahu akan bahaya rokok.

“Kami sudah melakukan sosialisasi tapi sulit untuk merubahnya, dan yang menjadi saran kami untuk warga disana mengurangi misalkan dalam satu hari itu dua bungkus menjadi satu bungkus,” ujarnya.

Sedangkan perempuan yang merokok disana sudah menjadi kebiasaan mereka sebelum menikah. Saat digelar simulasi, mereka mengatakan, awalnya coba-coba dan kelamaan menjadi suka dengan rokok.

Sementara itu, menjadi tantangan bagi mahasiswa PBL II untuk menghadapi warga desa setempat dengan berbagai karakter apalagi memberikan penyuluhan terkait bahaya rokok yang sudah menjadi kebiasaan.

Untuk itu, mahasiswa sebisa mungkin melakukan pendekatan persuasif, agar tujuan dari penyuluhan bisa tercapai.

Kepala Desa Tombawatu Rostian menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan PBL II di desanya.

Menurutnya program kerja yang dilakukan sudah bagus dan bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat setempat. Hanya saja, ia meminta kepada pihak kampus agar jalur koordinasi dengan pemerintah desa bisa terjalin dengan baik tanpa harus memutus jalur koordinasi dengan pemerintah kecamatan.

BACA JUGA :  Dekan FST UMW Kendari Lantik Pengurus HMPS S1 Farmasi Periode 2023-2024

Ketua Prodi Sarjana Kesmas Rahmawati menjelaskan, meyebutkan pelaksaan PBL 2 telah terlaksana dengan sukses yang dimulai sejak 31 Januari hingga 11 Februari 2023 secara serentak di lima desa yang ada di Kecamatan Kapoiala.

Kata dia, setelah PBL 2, pada Juli 2023 akan digelar kembali PBL 3. Tujuannya dari PBL 3 adalah sebagai bentuk evaluasi dari pelaksanaan PBL 2 berupa intervensi fisik dan non fisik.

“Ya tentunya kita akan lihat apakah, solusi yang kami berikan melalui PBL 2 bisa diikuti oleh masyarakat desa sehingga terjadi perubahan perilaku terhadap kepedulian kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Secara umum ia menyebutkan PBL ini sebagai wadah bagi mahasiswa Prodi Sarjana Kesmas UMW Kendari dalam mengimplementasikan teori yang didapatkan di bangku kuliah melalui praktek pemecahan masalah kesehatan di masyarakat.

Untuk diketahui, lokasi pelaksanaan PBL difokuskan pada kawasan pesisir dan lokasi pertambangan sesuai dengan visi misi universitas. (C)


Penulis: C2
Editor: Ilham Surahmin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini