Proyek Langit Bernama Sedekah Seribu Sehari

Andi Syahrir
Andi Syahrir

Beberapa jam setelah tulisan saya tentang pengojek perempuan yang berjuang sendiri menghidupi anak-anaknya saya lepas di lini masa, saya mendapat pesan pribadi di akun media sosial. Seseorang memperkenalkan diri sebagai bagian dari sebuah komunitas filantropis, dan berniat berpartisipasi meringankan beban ibu tadi.

Andi Syahrir
Andi Syahrir

Saya menjelaskan alamat sang ibu, dan beberapa jam kemudian, foto bersama antara si ibu dengan perwakilan relawan dari komunitas ini kembali masuk ke akun media sosial saya. Bahagia sekali rasanya tulisan saya mendapat respon positif dari orang-orang untuk berbagi kebahagiaan. Bahagia sekali rasanya turut berperan serta pada kerja-kerja kemanusiaan.

Saya lalu mencari tahu tentang eksistensi komunitas ini. Namanya Gerakan Sedekah Seribu Sehari. Mereka kerap menggunakan akronim S3 untuk lebih memudahkan penyebutannya. Gerakan ini ditemukan di banyak tempat di Indonesia. Konon dicetuskan di Ngawi, lalu “menular” ke daerah lain.

Meskipun memiliki nama yang sama, gerakan ini bukanlah bagian yang saling terintegrasi. Mereka berdiri sendiri dan mengorganisir komunitasnya masing-masing di tiap-tiap kabupaten/kota. Di Sulawesi Tenggara berbeda. Mereka mengorganisir diri dalam lingkup provinsi, dan kini sudah tersebar di empat daerah, dimulai dari Konawe pada tahun 2016 silam.

Gerakan ini kemudian viral melalui jejaring pertemanan yang akhirnya terbentuk komunitas serupa di Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan. Sebelumnya, di Kabupaten Muna juga sudah bergerak. Daerah Poleang di Kabupaten Bombana juga dilaporkan sudah memulai kerja-kerja kemanusiaannya. Semuanya digagas oleh jaringan para relawan ini.

Dalam perkembangannya, komunitas ini kemudian dibentuk dalam koordinator wilayah (korwil), masing-masing Korwil Konawe, Kendari, Raha (Muna), dan Konawe Selatan. Untuk menjalankan program-program S3, setiap kabupaten/kota saling menyubsidi dalam menyalurkan bantuan. Saat ini, badan hukum sedang diproses dan menunggu pengesahannya dari pemerintah.

Komunitas ini mendistribusikan kotak-kotak sedekah dan stiker-stiker ke rumah-rumah, toko, dan kantor untuk mengajak para dermawan bersedekah seribu rupiah sehari. Mereka juga membuka grup Facebook, “Sedekah Seribu Sehari Sultra” untuk mengupdate informasi seputar kegiatan S3.

Bantuan dikhususkan pada kaum dhuafa dan orang sakit dalam bentuk bantuan biaya hidup, modal kerja, bantuan biaya pengobatan, dan bantuan lainnya. Untuk menentukan apakah calon penerima dapat dibantu atau tidak, akan dibahas oleh para anggota komunitas.

Keanggotaan komunitas ini tidak terlalu formal. Bagi yang berniat menjadi dermawan, cukup menyisihkan uangnya seribu rupiah sehari, dan menyetorkannya setiap hari Jumat kepada para relawan yang bisa diidentifikasi melalui Grup Facebook tadi atau langsung menyetorkannya ke rekening setiap korwil.

Dan jika sekaligus berniat menjadi relawan, dapat mencatatkan diri sebagai “Laskar S3” yang bertugas mengumpulkan sedekah para dermawan, melakukan survei (inventarisasi) masyarakat yang memerlukan bantuan, serta terjun langsung mengantarkan sedekah para dermawan ke penerima.

Oleh para relawannya, mereka menamakan kerja-kerjanya sebagai proyek langit. Sebuah kerja sukarela menabur kebahagiaan. Memupuk rasa kemanusiaan. Dan berharap Allah SWT berkenan menemui ketika kita dikumpulkan kelak. Sebuah panen yang diimpikan. Anda berminat? Saya, ya. (***)

 

Oleh : Andi Syahrir
Penulis adalah Alumni UHO dan Pemerhati Sosial

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini