KEDAPATAN MENGHISAP ROKOK – Sebanyak 77 siswa SMPN 12 Konsel saat di gelandang oleh gurunya ke Mapolsek Konda usai kedapatan menghisap rokok rakitan. Hal ini merupakan upaya pihak sekolah setempat dalam bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk melakukan pembinaan kepada para siswa. Kamis (16/11/2017) kemarin. (Foto Istimewa)
ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Kepolisian Sektor Konda Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) meminta warga setempat untuk mengawasai perkembangan putra putri mereka. Menyusul adanya puluhan pelajar SMPN 12 Konsel yang kedapatan menghisap rokok dari fitting lampu serupa vapor.
Kepala Polisi Sektor Konda Inspektur Polisi Satu (Iptu) Harist mengatakan pihaknya menemukan pihaknya mengamankan 77 pelajar pengguna rokok elektrik yang dirakit menyerupai rokok elektrik vapor.
Awalnya menurut Harist mereka tidak mau mengaku, hanya saling tunjuk. Namun setelah dibujuk beberapa pelajar akhirnya mengaku. Di dalam tas mereka sudah tersedia perlatan untuk membuat rokok dari fitting lampu berupa fiting pipet, kapas dan korek api.
“Pihak sekolah meminta kami membantu melakukan pembinaan kepada anak-anak kita ini (Siswa SMPN 12 Konsel) agar mau mengaku dan berjanji tidak mengulangi lagi perbuatan mereka,” kata Harist saat dihubungi awak zonasultra.id
Dari pengakuan puluhan pelajar tersebut mengaku membuat rokok rakitan dengan cara belajar melalui internet, menonton video tutorial yang beredar di youtube.
“Kami hanya melakukan pembinaan pada mereka (siswa SMPN 12 Konsel) kebetulan pihak sekolah meminta pihak kepolisian untuk membantu melakukan pembinaan agar anak-anak kita ini tidak keterusan menggunakan alat hisap tersebut (Rokok rakitan) karena sangat tidak layak dilakukan oleh mereka,” tuturnya.
Lebih jauh polisi berpangkat dua balak dipundaknya ini mengaku pihaknya masih melakukan penyelidikan apakah ada oknum yang sengaja mengajari para siswa tersebut.
“Belum-belum, belum ada itu, kita belum temukan ada oknum yang bermain, mereka hanya mengaku belajar melalui internet,” pungkasnya.
Saat ditanyai motivasi para siswa serta dampak yang terjadi usai mengkonsumsi rokok rakitan tersebut Harist mengaku belum mengetahui pasti.
“Motivasinya hanya untuk gaya-gayan, ada juga yang ikut-ikutan, inikan sebenarnya mereka terinspirasi dari rokok elektrik (vape) yang dijual. Dampaknya tidak sampai memabukan seperti obat-obatan terlarang tapi kalau secara kesehatan kami masih harus berkonsultasi dulu dengan pihak kesehatan, yang pasti perbuatan mereka ini sangat tidak layak ditiru oleh anak-anak kita,” pungkasnya.
Saat awak media ini coba mencari tahu alasan para siswa menghisap rokok serupa vapor, hanya mencontoh teman mereka. Alasan lainya karena mereka ingin mencoba merasakan perbedaan rasa rokok elektrik dengan rokok yang dijual di pasaran.
Salah seorang siswa berinisial A (14) mengaku bahwa ia dan teman-temanya memang belajar melalui internet.
“Saya hanya dikasi coba ada temanku yang pintar rakit, lewat telepon seluler . kan kalau beli vapor mahal jadi ya yang murah saja ya pake fitting lampu ” ungkapnya saat diwawancarai dirumahnya. Jumat (17/11/2017).
Tak jauh beda dengan siswa berinisial T (13) dirinya mengaku hanya ditawarkan oleh temanya.
“Mereka sebut itu namanya vapor ada cairanya dibeli namanya E-Liquid itumi yang dibakar sambil dihisap pake pipet sampai keluar asapnya,” ungkap siswa yang masih duduk dibangku sekolah kelas dua ini.
Ia mengungkapkan rasa yang dirasakanya saat menghisap vapor tersebut seperti rokok elektrik yang diperjual belikan.
“Sepertiji merokok biasa, ada juga asapnya kaya itu rokok mesin ,” jawabnya dengan polos.
Untuk diketahui cairan yang digunakan oleh para siswa dalam merakit rokok rakitan merupakan cairan yang juga digunakan oleh produk rokok elektrik.
Sementara itu Kepala Sekolah SMPN 12 Konsel Tiur Marita Boruhite mengaku menyesalkan puluhan siswanya yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah. Dirinya mengakui bahwa pihaknya selama ini terus berupaya membina siswa siswinya agar menghindari meminimalisir perbuatan menyimpang yang dilakukan oleh peserta didiknya.
“Kami akan segera melaksanakan rapat dengan para dewan guru disekolah, untuk lebih aktif lagi mengawasi anak-anak kita ini, makanya saya ajak pihak kepolisian bersama-sama melakukan pembinaan kepada para siswa-siswi kita,” ujar Marita.
Marita mengakui peristiwa ini merupakan salah satu kejadian yang terbesar selama dirinya bertugas disekolah yang dulunya bernama SMPN 1 Konda ini.
“Perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak baik orang tua dirumah, kami disekolah sampai pihak kepolisian bekerja sama, karena ini salah satu dari dampak negatif canggihnya teknologi saat ini,” tambahnya.
Dikatakan Marita merokok memang menjadi salah satu perilaku menyimpang yang paling sering ditemukanya kepada para siswanya, dari rokok batangan, elektrik, hingga yang terbaru rokok rakitan terbuat dari fitting lampu.
“Kita akan terus berupaya mencari cara juga solusi untuk menjaga anak-anak kita dari bahaya lingkungan terutama narkoba, saya juga sangat berharap kami dapat bekerja sama dengan para guru lebih aktif lagi mendidik anak-anak kami,” harapnya. (A)
Reporter : Erik Ari Prabowo
Editor : Tahir Ose