ZONASULTRA.ID – Salah satu destinasi wisata unggulan di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang banyak menarik minat wisatawan adalah Labengki.
Keindahan Labengki memang sudah tidak diragukan lagi. Sejak dibuka pada 2016 silam, sudah banyak turis lokal maupun mancanegara yang berkunjung, di antaranya dari Jerman, India, Prancis, dan Tiongkok.
Labengki masuk ke dalam wilayah administratif Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara (Konut). Kawasan Labengki terdiri dari sejumlah gugusan pulau-pulau kecil, di antaranya Pulau Labengki Besar, Labengki Kecil, dan Pulau Mauang serta gugusan pulau lainnya yang tak memiliki nama.
Nama Labengki sendiri berasal dari bahasa daerah Tolaki “laabenggi” yang memiliki arti guci. Jika dilihat dari kejauhan, Pulau Labengki memiliki bentuk menyerupai sebuah guci.
Pulau Labengki memiliki keindahan alam yang tidak kalah menarik dari tempat wisata lainnya di Sultra, Indonesia maupun mancanegara. Bahkan Pulau Labengki disebut-sebut sebagai miniaturnya Raja Ampat, Papua. Andalan dari Pulau Labengki adalah konservasi budidaya kima terbesar kedua di dunia.
Spot-Spot Wisata di Labengki
Ada sejumlah spot menarik dan indah yang dapat Anda nikmati ketika berkunjung ke Pulau Labengki, misalnya spot snorkeling yang berada di Teluk cinta.
Teluk Cinta merupakan satu-satunya teluk di dunia yang berbentuk tanda hati (love) jika dilihat dari udara. Mulai hamparan pasir putih, karang hingga warna degradasi lautnya membentuk tanda hati.
Selain Teluk Cinta, adapula lokasi snorkeling yang menjadi andalan Pulau Labengki yakni pantai yang berada di belakang bukit cadas Teluk Cinta.
Pantai yang ini sangat menawan, memiliki pemandangan bawah laut yang indah dengan kumpulan terumbu karang berwarna-warni serta biota laut yang cukup lengkap.
Memiliki tebing batu cadas di sebelah kanan menambah keindahan lokasi yang satu ini, ditambah hamparan pasir putih yang masih begitu bersih.
Kemudian, di lokasi yang berbeda menuju ke arah barat, terdapat sebuah danau air asin di Pulau Labengki Besar yang masih perawan.
Untuk melihat danau ini, Anda perlu mengeluarkan tenaga yang cukup ekstra. Pasalnya, untuk sampai ke tempat ini Anda perlu memanjat bukit cadas setinggi kurang lebih 15 meter.
Namun kelelahan itu akan terbayar ketika Anda melihat danau yang masih alami ini. Di dalamnya terdapat beberapa jenis ikan. Kicauan burung langka endemik Sultra juga akan menemani Anda di sini.
Jauh dari lokasi ini, menuju ke arah timur yakni Pulau Labengki Kecil Anda akan menemukan pemukiman suku Bajo yang sudah menghuni pulau ini begitu lama, bahkan sejak pulau ini sama sekali belum dikenal masyarakat luas. Terdapat kurang lebih 100 kepala keluarga yang berada di pulau ini.
Ada sebuah tempat yang harus Anda kunjungi di Pulau labengki kecil ini, yaitu gua air asin sepanjang kurang lebih 200 meter yang terletak sekitar 150 meter dari pelabuhan pulau.
Selain yang disebutkan di atas, masih ada spot-spot wisata menarik lainnya di Labengki, seperti Blue Lagoon, Pasir Merah, Pasir Panjang, Pantai Kura-kura, mercusuar, dan gua kolam renang.
Festival Labengki
Festival Labengki merupakan agenda tahunan pengembangan pariwisata di Provinsi Sultra. Kegiatan ini juga menjadi ajang promosi wisata untuk memperkenalkan destinasi unggulan yang ada di Sultra. Festival ini digelar tiap bulan Desember dan sudah dilaksanakan pada 2021 dan 2022.
Labengki tak hanya menawarkan keindahan alam yang eksotik, tapi juga ragam kebudayaan masyarakat yang tidak kalah menariknya.
Oleh karena itu, Festival Labengki dikemas tidak hanya menonjolkan keindahan Pulau Labengki semata, tapi juga menjadikan budaya masyarakat setempat sebagai daya tarik. Sehingga, pada festival ini masyarakat setempat menjadi bagian utama seluruh rangkaian Festival Labengki.
Adapun rangkaian kegiatan di Festival Labengki antara lain lomba mancing tradisional, lomba balap perahu katinting, lomba lulo tradisional, lomba
kuliner tradisional, dan lomba toilet bersih untuk fasilitas wisata yang ada di Pulau Labengki.
Pada Festival Labengki 2022 lalu, ada tiga kegiatan baru, yang pada festival sebelumnya belum dilakukan, yakni ekspedisi pendakian Puncak Labengki, touring jet ski dari Kendari ke Labengki, dan penanaman benih kima, yang diharapkan menjadi cikal bakal kawasan Kimaboe Spot Labengki.
Kima merupakan jenis kerang dari keluarga Tridacnidae, kelompok dari populasi moluska yang terbesar di dunia. Orang luar negeri mengenal kima dengan sebutan giant clam. Sebanyak delapan dari 12 spesies kima yang teridentifikasi di dunia, terdapat di Indonesia.
Kegiatan penanaman benih kima merupakan bagian dari upaya melestarikan lingkungan sekaligus menumbuhkan titik wisata baru dengan menciptakan habitat kima.
Rute Perjalanan Menuju Pulau Labengki
Perjalanan ke Labengki kurang lebih 2 jam dari dermaga Kendari. Kondisi geografis Labengki adalah kepulauan sehingga hanya bisa ditempuh dengan jalur laut.
Dari Kota Kendari, Anda dapat bertolak ke arah Kelurahan Labibia yang mengarah ke Pantai Batu Gong. Setelah memasuki Kabupaten Konawe, Anda akan menemui sebuah tugu di pertengahan jalan. Anda bisa mengambil jalur sebelah kanan yang mengarah ke Kecamatan Soropia.
Berjalan kurang lebih sekitar 2 km dari tugu, Anda akan mendapatkan pelabuhan penyeberangan ke Pulau Labengki di sebelah kiri jalan raya. Pelabuhan ini berada di Kelurahan Toli-toli, Kecamatan Lalunggasu Meeto, Kabupaten Konawe.
Ketika sudah berada di atas kapal, mata Anda akan langsung disapa oleh indahnya pemandangan gunung yang diselimuti awan.
Dalam perjalanan, keindahan Pulau Labengki semakin tampak jelas di mata. Tiupan angin laut yang begitu lembut menyentuh wajah akan menjadi sensasi tersendiri.
Di kiri dan kanan Anda akan disambut dengan gugusan pulau kecil yang menjadi miniatur Raja Ampat di Sultra, serta menjadi kepingan bagian dari bukit cadas Pulau Labengki secara keseluruhan.
Anda tak perlu khawatir akan transportasi laut ke Labengki. Saat ini sudah banyak warga setempat yang menawarkan paket wisata ke Pulau Labengki dengan tarif yang beragam. Salah satunya adalah Fahda Umar.
Fahda Umar mematok tarif mulai Rp4,5 juta untuk paket 3 hari 2 malam. Tarif itu sudah termasuk kunjungan ke Pulau Sombori, Sulawesi Tengah. Namun jika hanya di Pulau Labengki saja, tarifnya sedikit lebih murah.
Selama di Labengki, ada dua pilihan menginap, yaitu di vila atau homestay milik warga setempat. Untuk vila tarifnya juga beragam mulai Rp1,5 juta hingga Rp3 juta per orang. Sedangkan di homestay dipatok harga Rp250 ribu per orang. Itu sudah termasuk sarapan, makan siang, dan makan malam.
Menurut Fahda Umar, saat ini sudah ada sekitar 28 unit homestay yang dikelola warga setempat.
Fahda dan istrinya memulai usaha homestay sejak 2016. Rumahnya mampu menampung enam orang tamu sekaligus. Apabila kamar terisi penuh enam orang dengan paket trip 3 hari 2 malam, ia dapat meraup omzet Rp3 juta satu kali trip.
“Jika tamu banyak omzet kita juga banyak dalam sebulan. Namun terkadang pengunjung juga sepi,” aku Fahda yang sehari-harinya bekerja sebagai seorang guru.
Selama berada di Labengki, Anda juga tidak perlu khawatir dengan jaringan telepon maupun internet karena di wilayah ini sudah tersedia jaringan dari provider Telkomsel.
Kevin, salah satu pengunjung di Labengki mengakui bahwa Labengki menawarkan pemandangan alam yang sangat indah. Ditambah kawasan di Labengki masih sangat asri dan suasananya juga tenang.
“Warga setempat juga sangat ramah kepada pengunjung sehingga itu menjadi daya tarik tersendiri. Kita jadi betah di sana,” ungkap pemuda Kendari ini yang beberapa waktu lalu berkunjung ke Labengki.
Soal aksesibilitas ke Labengki, menurutnya sudah sangat memadai. Ada banyak paket wisata yang bisa dipilih dan disesuaikan dengan keuangan. (*)
Editor: Jumriati