ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bupati Muna Rusman Emba merespon agenda silaturahmi yang makin gencar dilakukan oleh Bupati Muna Barat Rajiun Tumada di Kabupaten Muna belakangan ini.
Teranyar, Rajiun menggelar buka puasa bersama di samping rumah Rusman Emba di Jalan Lumba-lumba Laino, Kelurahan Wamponiki, Kecamatan Katobu, Kamis (23/5/2019). Setelah itu, Rajiun juga mengikuti buka puasa bersama di Kelurahan Raha I, Kecamatan Katobu pada Jumat (24/5/2019).
Rajiun Tumada sendiri digadang-gadang sebagai calon Bupati Muna yang akan menantang petahana Rusman Emba dalam percaturan politik di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Muna 2020 mendatang.
Baca Juga : Rusman Rombak Kabinet, Sembilan Pejabat Pemda Muna Berganti
“Saya kira biasalah, politik di Muna itu keras, jadi sangat biasa. Karakter kita sudah ketahuan, cara kita mengambil keputusan sudah ketahuan, masyarakat sudah tidak bisa dibodohi sekarang,” jelas Rusman Emba menanggapi pergerakan Rajiun, saat ditemui di Kendari, Jumat (24/5/2019).
Kata dia, masyarakat sudah tahu bahwa siapa yang semangat pengabdiannya kepada masyarakat sangat tinggi, dan siapa yang berpikir untuk keuntungan-keuntungan pribadi.
Sebagai politisi, Rusman tak mau gegabah bereaksi secara frontal menyikapi hal itu. Tapi, bagi dia ada momentumnya untuk bisa bersikap keras. Misalnya, kata dia, pada satu aspek ketika ada target-target yang tidak tercapai, tentu ia akan berlaga keras.
Setiap warga negara memiliki hak untuk mencalonkan diri. Maka, olehnya itu, ia pun mempersilakan siapapun yang ingin maju pada kontestasi pilkada Muna 2020 mendatang. Setiap figur memiliki gaya dan karakter masing-masing dalam memberikan keyakinan kepada masyarakat.
Tahapan Pilkada Muna sendiri baru akan dimulai pada September 2019 bersama 6 kabupaten lain yakni Buton Utara, Konawe Kepulauan (Konkep), Wakatobi, Konawe Selatan (Konsel), Kolaka Timur, dan Kabupaten Konawe Utara.
Akhir masa jabatan Rajiun sebagai Bupati Muna Barat adalah 2022 sementara Pilkada Mubar nanti akan dilaksankan pada 2024 secara serentak nasional. Hal itu, diduga mendorong Rajiun bergeser ke arena pertarungan politik di Muna induk untuk tetap berada di kursi bupati. (B)
