Rakernas di Kendari, PB IDI Titik Beratkan Sosialisasi Kanker Payudara dan Serviks

Rakernas di Kendari, PB IDI Titik Beratkan Sosialisasi Kanker Payudara dan Serviks
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB IDI, dr. Ulul Albab (baju putih), Sekjen Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) dr. M Yadi Permana (baju merah).(Ismu/Zonasultra.id)

ZONASULTRA.ID, KENDARI – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-3 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 21 hingga 25 November 2023.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB IDI, dr. Ulul Albab mengatakan bahwa diperkirakan 1.000 peserta yang hadir pada Rakernas tersebut mulai dari IDI pusat, wilayah, cabang tempat rakernas dilaksakan dan undangan PB IDI.

Pemilihan Kota Kendari sebagai tempat Rakernas ke-3 tersebut diakuinya untuk menunjukkan bahwa IDI ada di seluruh Indonesia.

“Kali ini kita menitikberatkan pada kanker. Terutama pada kanker payudara dan kanker serviks,” ucapnya usai seminar awam bertajuk “deteksi dini dan terapi kanker payudara dan kanker serviks” di salah satu hotel Kendari pada Selasa (21/11/2023).

Ia menyebut bahwa pihaknya mengkampanyekan bahaya kanker payudara dan serviks karena pembiayaan terkait kanker tersebut cukup oleh negara, bahkan masuk tiga besar setelah penyakit jantung dan stroke.

Kata dr. Ulul, kanker serviks merupakan kanker yang berbahaya. Setiap 60 menit perempuan Indonesia meninggal karena kanker tersebut dan hampir 50 persen ketika perempuan mengalami kanker serviks akan mengalami kematian.

Beberapa faktor penyebab kanker serviks yaitu hubungan seksual pertama kali sebelum usia 20 tahun, berhubungan dengan pasangan lebih dari satu, dan merokok.

Adapun beberapa cara agar masyarakat terhindar dari kanker serviks di antaranya melakukan hubungan yang aman, dalam hal ini legal atau dalam sebuah ikatan pernikahan sesuai dengan norma agama, melakukan hubungan hanya dengan satu pasangan dan tidak merokok terutama bagi wanita.

“Termasuk di antaranya ialah melakukan vaksinasi kanker serviks dimulai dari anak kelas 5 atau kelas 6 sekolah dasar (SD),” tutur dr. Ulul.

Sekjen Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) dr. M Yadi Permana mengatakan, khusus kanker payudara dapat dilakukan pencegahan sejak dini dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (sadari) yang benar dan tepat, dilakukan 5-7 hari setelah selesai siklus menstruasi yang dilakukan secara simultan.

Kemudian kenali perubahan struktur payudara apakah ada benjolan atau tidak, termasuk perubahan kulit dan cairan yang keluar. Periksa pula benjolan di tempat lain seperti di ketiak. Selanjutnya pemeriksaan payudara klinis (sadanis) ke dokter.

“Menyusui anak juga dapat mencegah faktor resiko kanker payudara. Tantangan untuk di Sultra ialah warners atau peringatan dari masyarakat, serta memaksimalkan peran masyarakat itu sendiri,” ungkapnya. (B)

 


Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini