Dalam waktu kurang dari tiga bulan lagi kita akan memasuki tahun 2020, tahun di mana tujuh kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak. Konawe Selatan (Konsel) termasuk salah satu dari tujuh daerah yang turut ambil bagian dalam Pilkada serentak di 2020 nanti. Meski pelaksanaan Pilkada masih menghitung bulan, namun tensi politik di Konsel sudah mulai memanas dengan bermunculannya spanduk-spanduk yang dibumbui dengan kalimat satire saling sindir dari sejumlah bakal calon Bupati Konsel.
Evaluasi terhadap perkembangan daerah dalam beberapa tahun terakhir seringkali dijadikan konten dalam berbagai visi dan misi dalam menggaet minat para pemilih, baik itu klaim keberhasilan dari bakal calon petahana, maupun klaim keterlambatan pembangunan dari bakal calon lawannya. Dari sekian banyak pilihan tema yang tersedia, tentu saja terdapat beberapa tema utama yang selalu muncul dan menjadi “komoditas” favorit dalam setiap kampanye, kemiskinan dan pembangunan sumber daya manusia salah duanya.
Persentase Penduduk Miskin di Konsel Menurun
Persentase penduduk miskin dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 di Konsel selalu mengalami penurunan. Pada tahun 2014 persentase penduduk miskin di Konsel mencapai 11,60 persen dan pada tahun 2018 persentase penduduk miskin di Konsel turun menjadi 10,95 persen. Tidak hanya itu, jika dibandingkan secara regional, Konsel merupakan kabupaten dengan persentase penduduk miskin terendah ketiga di Sultra. Persentase penduduk miskin Konsel bahkan lebih rendah dari persentase penduduk miskin Sultra yang tercatat sebesar 11,63 persen pada tahun 2018.
Pencapaian yang diraih oleh pemerintah daerah Konsel tersebut tentu perlu diapresiasi mengingat pengentasan kemiskinan merupakan tujuan yang amat penting bagi sebuah bangsa karena mengukur kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar (basic need approach). Namun, pekerjaan rumah pemerintah daerah Konsel di masa yang akan datang juga masih sangat banyak. Hal ini dikarenakan jika mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), capaian persentase penduduk miskin di Konsel masih belum sesuai dengan target. Pemerintah nasional menargetkan untuk memangkas angka kemiskinan hingga berada pada kisaran 7-8 persen di tahun 2019, angka yang masih cukup jauh untuk dicapai oleh Konsel. Selain itu, laju penurunan jumlah penduduk miskin di Konsel juga masih agak lambat jika dibandingkan dengan daerah lain di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Konsel menempati peringkat ke 12 dari 17 kabupaten/kota yang ada di Sultra dengan laju penurunan jumlah penduduk miskin hanya sebesar 0,62 persen pada periode waktu 2016-2018.
IPM Konsel Meningkat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan upaya membangun kualitas hidup manusia dalam kurun waktu tertentu. Tidak berhenti sampai di situ, IPM juga dapat digunakan lebih lanjut untuk menentukan peringkat keberhasilan pembangunan manusia dalam perbandingan antar wilayah. Dalam lima tahun terakhir, IPM Konsel selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2014, IPM Konsel tercatat hanya berada pada angka 65,6. Kemudian pada tahun 2018 IPM Konsel berhasil tumbuh 2,91 persen hingga mencapai angka 67,51. Berdasarkan standar United Nations Development Programme (UNDP), angka tersebut menunjukkan bahwa IPM Konsel berada di level sedang. Tentunya, hal itu menjadi salah satu rapor yang positif bagi pemerintah daerah Konsel walaupun jika dilihat lebih lanjut, masih banyak ruang bagi pembangunan manusia di Konsel yang membutuhkan akselerasi dari pemerintah daerah.
Salah satu hal yang perlu menjadi perhatian pemerintah daerah Konsel adalah fakta bahwa IPM Konsel pada tahun 2018 tersebut juga masih meleset dari target pemerintah nasional. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), pemerintah mematok target IPM 2018 sebesar 71,50. Selain itu, angka IPM Konsel tersebut juga masih berada di bawah IPM Sultra yang pada tahun 2018 tercatat sebesar 70,61. Sedangkan dalam hal akselerasi pembangunan manusia, pencapaian Konsel juga belum terlalu mentereng jika dibandingkan secara regional. Dengan laju pertumbuhan IPM Konsel pada tahun 2014-2018 yang sebesar 2,91 persen, Konsel hanya menempati posisi ke-11 dari 17 kabupaten/kota yang ada di Sultra dalam kurun waktu yang sama. Hal ini tentunya menjadi lampu kuning bagi pemerintah daerah Konsel agar lebih serius dalam memacu semangat pembangunan manusia di daerahnya.
Pada akhirnya, Pilkada selain menjadi pesta demokrasi bagi rakyat tentunya harus juga menjadi momentum untuk evaluasi bagi pemerintah daerah dalam bekerja membangun daerahnya. Segala pencapaian yang berhasil diraih Konsel selama ini diharapkan mampu memotivasi bagi siapapun calon bupati terpilih nantinya untuk semakin mengembangkan daerah yang kita cintai ini. Adapun catatan penting bagi calon bupati terpilih adalah perlunya akselerasi dalam pembangunan manusia serta pengentasan kemiskinan, demi segera terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat Konawe Selatan.