Ratusan Ubur-ubur Muncul di Permukaan Teluk Kendari

Ratusan Ubur-ubur Muncul di Permukaan Teluk Kendari
UBUR-UBUR - Screenshoot video ratusan ubur-ubur yang muncul di permukaan air laut Teluk Kendari, Selasa (13/4/2019) pukul 08.15 WITA. (SUMBER: PRAYOGA)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ratusan ubur-ubur muncul di permukaan Teluk Kendari tepatnya di Kawasan Masjid Al- Alam Kendari, Selasa (13/8/2019) lalu sekitar pukul 8.00 pagi hingga 10.30 Wita.

Kejadian ini berhasil diabadikan salah satu warga Kota Kendari Prayoga Ades melalui kamera handphone. Kepada Zonasultra melalui pesan instagram, ia mengatakan video tersebut benar adanya.

“Tadi pagi ke sana juga masih ada, warnanya ada pink, hijau, dan biru,” katanya saat dikonfirmasi pada Rabu (14/8/2019) pagi.

Baca Juga : Tak Bisa Berenang, ABK Ini Tewas Tenggelam di Teluk Kendari

Video berdurasi kurang lebih 16 detik itu, terlihat ratusan ubur-ubur berada di bawah jembatan penyeberangan menuju masjid dengan ukuran yang cukup besar.

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Prof. La Sara mengungkapkan bahwa fenomena ini disebut blooming ubur-ubur, dan harus diidentifikasi secara langsung di lapangan mengenai penyebab pastinya.

Namun, ia mengatakan bisa saja hal ini disebabkan pengaruh oseanografi terutama pengaruh arus dan gelombang serta arah angin (wind driven), dan bisa juga disebabkan oleh nutrien yang berlebihan terhadap blooming tersebut.

“Jadi tidak mudah memberi penjelasan kalau tidak diidentifikasi secara langsung di lokasi,” ungkap La Sara melalui pesan WhatsApp, Kamis (15/8/2019).

La Sara menyebutkan, sekitar 10 atau 15 tahun lalu kejadian yang sama terjadi di Perairan sekitar Pasarwajo, Kabupaten Buton. Menurut masyarakat setempat, blooming ubur-ubur ini sering terjadi pada musim barat angin kencang dan gelombang.

Pengamatan visual dirinya ketika itu, fenomena tersebut tidak menimbulkan gangguang keseimbangan ekosistem. Bahkan, nelayan banyak mengumpulkan dan memasaknya kemudian dijual kepada pengumpul yang sengaja datang dari Jakarta. Peristiwa itu hanya bertahan sekitar dua bulan saja.

Sebelumnya pula, di perairan Pantai Kamali Baubau juga sering terjadi sekitar 20 atau 30 tahun lalu.

“Menyimak keadaan ini, perairan pantai Kamali Baubau saat itu belum ada pencemaran laut seperti saat ini. Yang terjadi secara alamiah adalah selalu terjadi pada akhir musim barat,” ujarnya.

Sehingga, ditegaskan La Sara bahwa untuk mengetahui penyebabnya pastinya harus diidentifikasi melalui riset.

Baca Juga : Mengais Rezeki dengan Berburu Sampah Plastik di Teluk Kendari

“Jadi tidak boleh mengabaikan riset kita mau mengetahui banyak tentang apa saja, misalnya blooming ubur-ubur ini. Kalau dikaitkan dengan sedimen, saya pikir tidak ada hubungannya, karena ubur-ubur itu sifatnya pelagis,” ucapnya.

Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Maritim Kendari Faisal menjelaskan, bahwa analisis keadaan laut dari tanggal 13 hingga 14 agustus 2019. Suhu muka laut harian di Teluk Kendari sekitar 27.6 hingga 27.8 derajat celcius.

Hal ini menunjukan bahwa suhu muka laut lebih dingin dari suhu rata rata bulanan pada bulan Agustus sekitar 28.8 derajat celcius.

Sedangkan kejadian pasang maksimum pada tanggal 13 dan 14 agustus 2019 terjadi sekitar pukul 07.00 hingga 08.00 Wita dan pukul 18.00 hingga 19.00 wita.

Sementara surut maksimum terjadi pada pukul 10.00 hingga 11.00 wita dan 01.00 hingga 02.00 wita.

“Ditinjau dari pantauan keadaan angin di sekitar Teluk Kendari dari Timur laut hingga tenggara dengan kecepatan 15 hingga 30 kilometer per jam, ini menunjukan angin menuju ke Teluk Kendari dengan kecepatan yang cukup kencang,” ungkapnya.

Analisis seismik pada tanggal yang sama di wilayah Kendari dan sekitarnya, khusus 13 Agustus 2019 ada gempa mikro dengan magnitudo di bawah 2 SR dengan posisi 34 km Timur Laut Kendari pada kedalaman 9 km.

“Begitulah analisis keadaan cuaca di sekitar Teluk Kendari yang terjadi pada tanggal 13 hingga 14 agustus terkait kejadian blooming uburubur yang muncul ke permukaan laut disekitar teluk kendari,” katanya. (a)

 


Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini