ZONASULTRA.COM, RAHA – Kepolisian Resort (Polres) Muna melakukan reka ulang atau rekonstruksi kasus pembunuhan Antony (23) warga dusun Bahari II Desa Lagasa, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (31/1/2019) sekitar pukul 11.15 Wita.
Rekonstruksi menghadirkan tersangka pelaku utama Suratno alias Bono (17) warga dusun Bahari I Desa Lagasa dan rekannya Ardin (17), bersama korban Ali (35) warga dusun II beserta sejumlah saksi lainnya. Dalam rekonstruksi ini, pelaku memperagakan 30 adegan.
Kapolres Muna AKPB Agung Ramos P Sinaga ditemui usai reka adegan mengungkapkan, Suratno alias Bono mengaku memang merencanakan pembunuhan Antony usai pesta lulo di dusun Bahari I Desa Lagasa.
(Baca Juga : Acara Lulo di Muna Berujung Maut, Satu Orang Tewas)
“Sejak acara lulo berlangsung, ia (Bono) sudah membawa senjata tajam berupa keris yang disimpan di saku kanannya. Pada saat lulo, korban sempat memutar tangan pelaku,” terang Kapolres, Kamis (31/1/2019).
Usai diputar tangannya pelaku langsung keluar dari acara lulo itu dan memanggil rekannya untuk menenggak minuman beralkohol.
Setelah mabuk, pelaku kembali ke acara lulo menemui Antony dan menunjukkan kepada rekannya. Saat itu juga pelaku berencana membalas perbuatan korban.
Pada adegan kesembilan, kedua pelaku langsung mencari korban Antony bersama rekannya Ali. “Jangan takut ada piso ku ini,” ucap Ardin, menirukan perkataan Bono.
Lalu, kontak fisik pun terjadi pada adegan ke-10. Kedua pelaku dan dua korban sebelumnya ada mulut terlebih dulu. Dalam pengaruh alkohol pelaku langsung melayangkan keris ke tubuh Antony.
“Tikaman pertama pada dada korban kedua di belakang bagian pinggangnya. Dia (korban) langsung jatuh ke tanah,” ungkap Kapolres.
Di adegan ke-19 pelaku kembali mengincar Ali dan langsung menancapkan keris di lehernya. “Dia ditikam di bagian lehernya, yang juga membuat ujung keris itu patah,” kata Kapolres.
Sementara Ardin sebelumnya adu jotos dengan Ali. Ali pun menjadi sasaran kedua setelah Antony dengan dihujani tikaman di bagian lehernya.
Adegan demi adegan dilakoni Suratno disambut teriakan dan tangisan dari keluarga korban dan sejumlah masyarakat yang menonton jalannya rekonstruksi itu. Adegan berlangsung dalam tiga versi. Versi kedua pelaku dan satu korban. (a)
Kontributor : Nasrudin
Editor: Jumriati